Kedelai Sudah Bebas Dari Bea Masuk Impor

Kedelai

Jakarta – Di mulai hari ini sudah bisa dipastikan bahwa kedelai telah bebas dari biaya masuk import, itu telah dinyatakan oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Dengan menggunakan perhitungan dari menteri keuangan, bahwa biaya kedelai yang sebelumnya mencapai hingga 5% akan dirubah menjadi 0%.

Pada saat ditemui wartawan harianindo di Pusat Perajin Tahu Tempe di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Jum’at (20/9/2013), diungkapkan oleh Gita Wirjawan bahwa secepatnya akan keluar disertai dengan PMK (Peraturan menteri keuangan) untuk pembebasan biaya masuk kedelai.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga memberikan penjelasan bahwa kebijakan yang sudah diambil itu dikarenakan adanya faktor eksternal, dimana memang sedang melejitnya harga kedelai di pasar Internasional. Hal ini bisa disebabkan karena faktor cuaca di negara-negara yang memproduksi kedelai, salah satunya Amerika Serikat sehingga memicu naiknya harga kedelai. Di samping itu dari fakor internal juga memicu kenaikan harga kedelai ini, misalnya dengan naiknya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah.

Gita Wirjawan juga mengatakan kepada wartawan harianindo, “Bahwa melemahnya nilai tukar serta cuaca yang memang tidak mendukung, mengakibatkan diberikannya kebijakan yang bersifat sementara dan melihat kondisi ekonomi yang berjalan.”

Pembebasan biaya masuk kedelai yang telah disetujui pemerintah ini mendapat respon yang sangat baik dari PT Jakarta Sereal, yaitu salah satu perusahaan importir kedeleai.

Wartawan harianindo yang juga menemui Direktur PT Jakarta Sereal Singgih Sutanto, beliau menyatakan bebasnya biaya masuk kedelai ini memang tidak terlalu akurat namun bisa membuat lega para pengrajin tahu tempe.

Bapak Singgih Sutanto mengatakan, “Adanya kegagalan panen yang ada di luar negeri membuat harga kedelai menguat, pada saat belum adanya pembebasan biaya masuk harga kedelai bisa mencapai hingga US$ 870-880/ton, ini jika sudah masuk ke negara kita. Nah dengan diberinya bebas biaya masuk, harga kedelai akan bisa turun sekitar Rp 400/kg. (Tita Yanuatari – harianindo)