PM Malaysia Katakan bahwa Pesawat MH370 Jatuh di Selatan Samudera Hindia

PM Malaysia, Najib Razak

Kuala Lumpur – Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, telah mengumumkan bahwa pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 jatuh dan selatan Samudera Hindia. Seperti dilansir dari BBC (Senin,24/3/2014), pengumuman ini berupakan hasil kesimpulan dari analisa data-data satelit terbaru yang sempat melacak keberadaan pesawat nahas tersebut.

Adapun pesan singkat atau sms sudah disebarkan kepada keluarga korban, yang intinya berisi asumsi dengan “tanpa diragukan” bahwa pesawat MH370 sudah hilang dan tidak ada yang selamat. Dan seperti yang telah dikabarkan sebelumnya, terdapat 227 penumpang di penerbangan MH370, dengan mayoritas penumpang berasal dari China.

Pihak China menginginkan agar pihak Malaysia membeberkan dan menjelaskan bukti dan fakta yang mendasari asumsi dan pengumuman kesimpulan tentang nasib MH370 tersebut. Beberapa keluarga korban merasa skeptis dengan kesimpulan tersebut dikarenakan minimnya bukti.

Adapun kesimpulan tersebut diambil dari hasil analisa terbaru oleh perusahaan satelit Inggris, Inmarsat, yang menyediakan data satelit, serta dengan dukungan badan Air Accidents Investigation Branch asal Inggris Raya. Kesimpulan yang keluar dari analisa Inmarsat, sebagaimana disampaikan oleh Razak, mengatakan bahwa pesawat MH370 terbang di sepanjang koridor selatan, dan posisi akhirnya berada di sekitar bagian tengah Samudera Hindia, sebelah barat Perth.

Inmarsat menyampaikan bahwa mereka mendapatkan sinyal “ping otomatis” dari jaringan satelit pesawat MH370. Ping tersebut terus muncul selama kurang lebih lima jam setelah menghilang dari radar. Artinya, selama itu pesawat tersebut masih utuh dan memiliki tenaga. Beberapa teknisi mengatakan bahwa pesawat MH370 terbang di atas 30.000 kaki, namun posisi akhirnya tidak bisa diketahui secara tepat.

Adapun pencarian yang beranggotakan tim dari berbagai negara telah dilakukan sejak hilangnya pesawat MH370 pada 8 Maret lalu. Untuk pencarian di wilayah Samudera Hindia, dilakukan di sebuah luasan wilayah yang dianggap sebagai batas maksimal pesawat tersebut bisa terbang, dilihat dari ketersediaan bahan bakar. Wilayah tersebut membentang hingga 2.500 km arah barat daya pantai Australia. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)