AS Peringatkan Rusia Terkait Kerusuhan di Ukraina

AFP

Washington – Amerika Serikat telah menyampaikan “kepedulian” dan “keprihatinannya” terhadap kerusuhan yang terjadi di Ukraina baru-baru ini. Keadaan Ukraina yang sempat tenang dan kondusif pasca kerusuhan besar-besaran yang melengserkan presiden Ukraina terdahulu, Viktor Yanukovych, kini kembali menjadi panas. Seperti dilansir dari BBC (Senin, 7/4/2014), Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam sebuah perbincangan telepon bahwa seluruh keterlibatan Rusia dalam usaha destabilisasi Ukraina akan mengakibatkan adanya “harga yang harus dibayar”. Mereka berdua mendiskusikan juga tentang kemungkinan adanya perbincangan langsung dalam 10 hari mendatang.

Telah diberitakan sebelumnya bahwa terjadi kerusuhan di tiga kota di sebelah timur Ukraina, yakni Donestsk, Luhansk, dan Kharkiv. Masa pendemo yang pro-Rusia berhasil menduduki gedung-gedung pemerintahan di kota-kota tersebut. Pemerintah Ukraina tengah mengirimkan petugas keamanan ke wilayah-wilayah yang sedang panas tersebut. Pendemo sendiri mendeklarasikan “republik rakyat” dan mengusulkan referendum untuk memisahkan diri dari Ukraina, yang menurut mereka akan diadakan pada 11 Mei 2014.

Rusia beberapa waktu lalu telah menganeksasi Crimea dari Ukraina melalui proses referendum di Crimea. Rusia juga menempatkan banyak pasukan militernya di perbatasan Ukraina-Rusia. Pihak Moscow beranggapan, meski mereka tidak ada niatan untuk melakukan invasi terhadap Ukraina, mereka memiliki kewajiban untuk melindungi masyarakat beretnik dan berbahasa Rusia yang tersebar di Crimea maupun Ukraina. Rusia pun menolak untuk mengakui pemerintahan baru Ukraina, karena pemerintahan tersebut dibentuk setelah pelengseran paksa Presiden Yanukovych pada Februari lalu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, mengatakan bahwa Kerry menyampaikan kepada pihak Rusia bahwa jika mereka tidak terlibat dengan kerusuhan tersebut, maka sebaiknya mereka mengumumkannya kepada publik. Kerusuhan tersebut telah memunculkan banyak spekulasi, karena dinilai terjadi secara terorganisir dan tidka mungkin terjadi secara spontan. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)