Protes Insiden Kecelakaan Tambang di Turki Berakhir Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Foto dari AFP

Soma – Polisi Turki terpaksa menembakkan gas air mata dan water cannon kepada ribuan pendemo di wilayah timur Kota Soma. Seperti dilansir dari BBC (kamis, 16/5/2014), protes ini dipicu oleh kecelakaan tambang yang terletak di wilayah Kota Soma yang menyebabkan hampir 300 orang pekerjanya meninggal dunia.

Beberapa ribu pendemo berkumpul di tengah Kota Soma pada Jumat kemarin (15/5). Mereka mengajak seluruh warga Soma untuk berpartisipasi dalam aksi tersebut, dengan meneriaki seruan agar warga Soma menunjukkan solidaritasnya terhadap korban dan keluarga korban tambang Soma. Ketika keadaan sudah mulai panas, polisi pun bertindak. Para pendemo ini pun berhamburan ke seluruh wilayah perkotaan Soma. Salah seorang pendemo mengatakan kepada BBC, bahwa mereka tidak melakukan hal yang salah di sana. Polisi seakan tak melarang mereka mengekspresikan rasa sakit dan kesedihan para keluarga dan simpatisan korban.

Para pendemo meneriaki slogan-slogan anti pemerintah. Adapun aksi protes ini terjadi setelah operator tambang mengadakan konferensi pers dimana pihaknya membantah telah terjadi kelalaian yang menyebabkan kecelakaan tersebut. ledakan yang terjadi di terowongan tambang tersebut dinilai sebagai malfungsi alat dan bukan kelalaian petugas.

Salah seorang perwakilan Soma Holding mengatakan bahwa panas yang terkumpul menyebabkan pembangkit energi di dalam terowongan meledak, meruntuhkan terowongan, dan menyebarkan gas karbon monoksida yang sangat berbahaya. Api sisa ledakan pun masih terlihat dari dalam terowongan.

Saat ini, fokus utama adalah untuk menemukan seluruh korban yang masih terkubur atau terjebak di dalam terowongan tersebut. Proses pencarian sempat ditunda untuk membersihkan gas-gas berbahaya yang tentunya mengganggu dan membahayakan tim penyelamat.

Dari 787 orang pekerja di lokasi kejadian, 363 orang berhasil lolos, 122 orang terluka, 284 orang meninggal dunia, dan 18 orang lainnya masih dinyatakan menghilang. (Galang Kenzie Ramaddhan – www.harianindo.com)