Alami Konflik Internal, Taliban Pakistan Dikabarkan PecahIslamabad – Perpecahan akibat konflik internal dikabarkan sedang dialami oleh kelompok militan Taliban Pakistan. Satu faksi dengan anggota dominan di dalam milisi tersebut memutuskan untuk memutuskan hubungan kerjasama dengan Maulana Fazlullah, Komandan Taliban Pakistan.

Faksi yang memutuskan pemisahan diri ini adalah Faksi Mehsud. Uniknya, keputusan akan pemisahan diri ini mereka umumkan melalui sebuah konferensi pers, sesuatu yang amat sangat jarang dilakukan oleh kelompok militan tersebut.

Dalam konferensi pers tersebut, Mehsud menerangkan bahwa perpisahan ini disebabkan karena pergerakan dari kelompok Maulana Fazlullah telah lebih banyak menjurus kepada kekerasan secara sporadis. Kelompok tersebut dinilai tidak lagi disiplin dalam melaksanakan perintah, dan seringkali bergerak sendiri-sendiri. Tidak terorganisasi.

Faksi Mehsud, dipimpin oleh Khan Said, telah beroperasi secara independen di sekitar wilayah Utara dan Selatan Waziristan. Mereka tidak setuju dengan bagaimana perkembangan kelompok pusat Taliban pakistan.

Juru bicara Khan Said, Azam Tariq, mengatakan bahwa pimpinan pusat tengah berada di bawah kendali kekuatan yang tidak jelas. Kekuatan ini melakukan tindak kekerasan yang sporadis dan menyerukan isu-isu sektaran dengan mengusung nama Taliban. Hal tersebut pun akhirnya membuat gerah Faksi Mehsud dan akhirnya terjadilah perpecahan ini.

Adapun tanda-tanda perpecahan di kubu Taliban Pakistan bisa dilihat sejak serangan drone, atau pesawat tanpa awak, pembom milik Amerika Serikat yang terjadi pada November 2013 lalu. Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya pemimpin Hakimullah Mehsud. Kematian Mehsud ini memicu terjadinya perebutan kendali kekuasaan.

Anggota-anggota Taliban pro-Mehsud ini akhirnya membentuk faksi tersendiri. Kelompok ini pun dikabarkan sempat terlibat konflik bersenjata dengan faksi lainnya.

Adapun Azam Tariq juga mengatakan bahwa Faksi Mehsud bersedia melanjutkan pembicaraan damai dengan Pemerintah Pakistan, meski Taliban pusat Pakistan memilih menolaknya. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)