Calon Presiden Afghanistan Tolak Hasil Pemilu

Salah satu calon presiden Afghanistan, Abdullah ABdullah.
(sumber foto: AFP)

Kabul – Salah satu calon Presiden Afghanistan, Abdullah Abdullah, mengatakan bahwa dirinya menolak hasil akhir pemilu di negaranya tersebut. Seperti dilansir dari BBC (Kamis, 19/6/2014), Abdullah menyebut hasil pemilu tersebut sarat kecurangan. Sikap Abdullah ini semakin memperpanas pemilu Afghanistan tahun ini.

Abdullah telah memenangkan pemilu putaran pertama di Afghanistan yang diadakan April lalu, namun kemudian dirinya kalah dari rivalnya Ashraf Ghani. Mantan pejuang anti-Taliban dan Menteri Luar Negeri Afghanistan tersebut menuduh Komisi Pemilihan Umum Independent (Independent Election Comission/IEC) dan anak organisasinya, EEC, tidak bersikap netral. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah sampai kapan massa pendukung Abdullah bisa menahan diri untuk tidak “turun ke jalan”?

Sementara itu, kandidat presiden lain, Ashraf Ghani, telah menahan diri untuk tidak mengeluarkan statement secara publik. Dirinya lebih memilih menunggu dengan tenang dan melihat kemana arah permasalahan ini.

Adapun tim sukses Ghani ternyata juga mulai melirik masalah dugaan ketidakwajaran dalam proses voting. Mereka mengatakan bahwa jika memang akan diadakan proses evaluasi dan pengecekan, maka proses tersebut harus dilakukan tanpa dihalang-halangi.

Tim sukses Ghani juga mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan atau sumber daya untuk menghakimi kinerja IEC. Mereka juga menampik isu yang mengatakan bahwa IEC sangat dekat dengan pendukung Ghani dan Presiden Karzai.

Ancaman kecurangan dan kekacauan pemilu Afghanistan ini telah menjadi perhatian dunia internasional, terutama dunia Barat. Abdullah pun meminta komisi PBB untuk mengadakan investigasi mengenai proses dan hasil pemilu di negaranya tersebut. Orang dalam dari kubu Ghani juga mengatakan bahwa Ghani siap berkooperasi dalam investigasi tadi. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)