Seoul – Militer Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara telah menembakkan sejumlah peluru artilerinya ke wilayah perairan di sekiat perbatasan lautnya dengan Korea Selatan. Penembakkan artileri ini dilakukan hanya sehari setelah mereka meluncurkan dua misil balistik ke wilayah perairannya.
Seperti dilansir dari Fox News (Senin, 14/7/2014), artileri tersebut ditembakkan dari sebuah lokasi yang berdekatan dengan wilayah perbatasan darat berpengamanan tinggi antara Korut dan Korsel. Artileri tersebut “mendarat” di area perairan sebelah utara perbatasan laut kedua negara tersebut.
Adapun meski berkesan “mengintimidasi”, pihak Korea Selatan tidak membalas tembakan “uji senjata” tersebut. Pejabat di Kantor Kepala Staf Gabungan Korsel di Seoul mengatakan bahwa sampai saat ini, Korea Utara juga masih melakukan pengujian senjatanya, namun sayangnya detail uji senjata tersebut belum diumumkan.
Kantor berita Korsel, Yonhap, mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan sekitar 100 peluru artileri, yang dipercaya ditembakkan dari sebuah sistem peluncuran roket ganda. Penembakkan peluru artileri ini merupakan satu dari serangkaian tes persenjataan, misil dan roket Korut yang dinilai “tidak wajar” bagi dunia internasional, karena berskala cukup besar.
Pengamat politik mengatakan bahwa langkah Korut ini mengindikasikan bahwa mereka tetap akan memperkuat pertahanannya meski telah mendapat desakan untuk menurunkan tensi yang terjadi di Semenanjung Korea.
Korut, yang terlalu sering melakukan uji senjata di sekitar Semenanjung Korea, selalu memicu keresahan, serta memperburuk hubungannya dengan Korsel, meski pada kenyataannya kedua negara tersebut tidak pernah resmi berdamai, melainkan hanya melakukan gencatan senjata sejak Perang Korea usai pada tahun 1953.
Namun demikian, tampaknya Korut pun mulai menunjukkan “keramahannya”. Hal tersebut terlihat dari kesepakatan mereka untuk melakukan pembicaraan mengenai partisipasi Korut di Asian Games, yang diadakan di Incheon, Korsel. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)
