Harian Indo
Jakarta – Banyaknya warga Negara (WNI) yang berangkat ke Suriah dan diprediksi akan bergabung dengan jaringan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sepertinya mereka saat ini diduga menjadi korban atas penyebaran paham radikalisme. Dimana untuk kasus ISIS ini menyebarannya lewat jaringan internet.
Ketika ditemui wartawan harianindo, Senin (30/3/2015), Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengungkapkan bahwa saat ini memang propaganda radikalisasi sudah penyebarannya sudah mudah menyebar ke seluruh dunia dikarenakan adanya perkembangan teknologi komunikasi.
Sedangkan untuk Negara Indonesia sendiri dirasa lambat menyadarinya. Oleh karena itu saat ini pihak BNPT sedang konsentrasi membendung adanya radikalisasi yang ada di dunia maya terutama yang saat ini sedang dilakukan oleh ISIS.
Hal ini dikarenakan kelompok ini saat luar biasa pergerakannya, ditambah lagi saat ini Indonesia menjadi sasaran untuk merekrut anggota baru. Berdasarkan informasi dari suami artis Bella Saphira ini, bahwa dahulunya instrumen radikalisme biasanya diidentifikasi melalui rumah ibadah, pendidikan atau tempat pertemuan.
Namun seiring perkembangan teknologi, terlebih gadget kini sudah dapat mengakses internet kapanpun, semua penyebaran radikalisme melalui internet. Ditambah lagi banyak warung internet yang murah tersebar di semua penjuru daerah.
Hal ini dibuktikan dengan banyanya remaja 18-25 tahun yang tertarik bergabung dengan ISIS dikarenakan adanya pengaruh propaganda media sosial. (Rini Masriyah – www.harianindo.com)
