Jakarta – Beragam aliran menyimpang dinilai tumbuh subur di negara ini. Mulai dari yang paling terkenal seperti ajaran Lia Eden, hingga yang baru-baru ini sedang naik namanya, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Mengapa Ajaran Menyimpang Masih Bisa Diterima Oleh Masyarakat Indonesia ?

Kira-kira apakah penyebabnya?

Pembicara kajian Islam tadabbur Al-Quran, Parwis L Palembani mengungkapkan pendapatnya. Menurutnya, animo belajar masyarakat Indonesia terhadap keislaman yang sangat tinggi kerap berbenturan dengan dua jenis pengajian yakni pengajian tradisional dan liberalis.

“Ketika masyarakat menemui ini, yang mereka rasakan hanyalah antipati belajar Islam, akhirnya mereka menganggap beragama itu jumud (beku dan statis),” ujar Parwis mengenai pengajian tradisional kepada awak media (Senin, 11/1/2016).

“Ketika ada kegalauan belajar Islam, maka penganut aliran menyimpang datang dan memanfaatkan kesempatan ini,” kata Parwis tentang pengajian liberalis.

Parwis pun mengajak para dai yang bertugas menyebarkan ajaran Islam untuk tidak berat ke kanan atau kiri. Ia menghimbau seluruh dai untuk menjadi penyampai ilmu agama bukannya menjadi pembela kelompok masing-masing. (Yayan – www.harianindo.com)