Www.HarianIndo.Com

 

Terima Kasih Telah Berkunjung di Portal Berita Indonesia www.HarianIndo.Com. Saran dan Masukan Selalu Kami Tunggu Untuk Kami Membangun Portal Media Ini Agar Bisa Menjadi Lebih Baik Lagi.

 

Silahkan Hubungi Kami Jika Ada Saran, Keluhan atau Masukan Untuk Kami. Untuk Pemasangan Iklan Silahkan Kontak Kami di Page Pasang Iklan.

 

Jangan Lupa Like Fanspage HarianIndo, dan juga Follow Twitter serta G+ Kami.

 

Salam Admin,

HarianIndo

Aktual, Faktual dan Humanis

Home > Ragam Berita > Nasional > Dinilai Meresahkan, Bupati Bangka Meminta Warga Ahmadiyah Pindah Ke Daerah Lain

Dinilai Meresahkan, Bupati Bangka Meminta Warga Ahmadiyah Pindah Ke Daerah Lain

Pangkalpinang – Ahmadiyah tampaknya masih eksis berada di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya adalah Kepulauan Bangka Belitung. Namun, keberadaan mereka yang sudah tercium beberapa warga, akhirnya Bupati dari Bangka Belitung pun mengusir mereka karena telah dianggap meresahkan dan mengganggu.

Dinilai Meresahkan, Bupati Bangka Meminta Warga Ahmadiyah Pindah Ke Daerah Lain

Seperti saat berbicara dengan wartawan, Selasa (26/1/2016), Bupati Bangka Belitung, Tarmizi mengatakan bahwa dirinya meminta seluruh jamaan dari Ahmadiyah untuk segera pindah ke daerah lain karena sudah dianggap menggangu ketertiban dan kenyamanan masyarakat di daerah setempat.

Tarmizi menuturkan bahwa dirinya sudah mencapai kesepakatan dengan pihak Ahmadiyah itu dan bersedia untuk segera meninggalkan Bangka Belitung paling lambat pada tanggal 5 Februari 2016 nanti. Oleh karena itu, dirinya gaar para jemaah segera mematuhi kesepakatan yang sudah ditandatangani teebut dan pihaknya akan menjamin keselamatan para jemaah saat melakukan pindahan.

Jika hal tersebut dilanggar, maka Bupati Bangka Belitung itu tidak dapat menjamin keselamatan dan keamanan dari kelompok jemaah Ahmadiyah. Tarmizi menambahkan bahwa kesepakatan itu merupakan salah satu bentuk saling hormat, dimana lkelompok Ahadiyah itu mungkin akan merasa aman di tempat lain daripada berada di Bangka Belitung tetapi ditolak warga setempat. (Rini Masriyah – www.Harianindo.com)