Tokyo – Beberapa melihatnya sebagai pendekatan yang pantas untuk diantisipasi, namun tak sedikit pula yang khawatir bahwa ia tak terasa seperti seri-seri lawasnya, dua reaksi inilah yang akan Anda temukan ketika membicarakan game survival horror terbaru racikan Capcom – Resident Evil 7. Bagaimana tidak? Setelah dikenal sebagai game third person di enam seri terakhirnya dan beberapa seri spin-off, Capcom memutuskan untuk menjadikan Resident Evil 7 sebagai game first person yang juga didukung dengan teknologi virtual reality. Dengan teaser bernama “Beginning Hour” yang dirilis beberapa waktu lalu, kesamaan beberapa elemen membuat banyak yang membandingkannya dengan P.T. – teaser playable Silent Hills dari Hideo Kojima yang berakhir batal. Cukup untuk membuat Capcom angkat bicara.

P.T. Bukanlah Inspirasi Resident Evil 7

Menurut laporan Eurogamer, Selasa (19/7/2016), dua petinggi RE7 – Masachika Kawata, sang producer dan Koushi Nakanishi, sang sutradara berbagi sedikit insight soal reaksi mereka ketika Kojima memperkenalkan game ini 2 tahun lalu. Kawata secara terbuka mengaku terkejut ketika P.T diperkenalkan dan penasaran apakah Kojima juga memang berencana untuk pindah ke teknologi VR, seperti yang dilakukan oleh RE7. Namun ia tak bisa berbohong, bahwa di sisi yang lain karena kemiripan daya tarik yang ada, mereka cukup lega bahwa P.T. berakhir dibatalkan.

Sementara Nakanishi menegaskan bahwa keputusan untuk mengubah sudut pandang RE7 menjadi orang pertama sudah terjadi sebelum P.T. diperkenalkan. Ia melihat kemiripan keduanya seolah jadi “jaminan” bahwa langkah Capcom memang sudah bergerak ke arah yang tepat. Nakanishi juga menjamin bahwa daya tarik yang Anda temukan di seri pertama Resident Evil tahun 1996 akan kembali di seri terbaru ini, sebuah komitmen untuk benar-benar kembali ke akar franchise. Resident Evil 7 sendiri rencananya akan dirilis pada 24 Januari 2017 mendatang untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC.
(Rini Masriyah – www.harianindo.com)