Washington – Hillary Clinton adalah salah seorang calon presiden dari Partai Demokrat. Kini dia berganti menyerang Donald Trump. Dia menuduh saingannya tersebut telah membuat sikap radikal rakyat Amerika berkobar. Hal tersebut dilihat dari retorika yang rasis.

Hillary Serang Trump dengan Tuduhan Menyulut Sikap Radikal

Clinton perlu mematrikan dukungan dari pemilih kulit hitam dan Latin agar memenangkan Pemilu 8 November yang adalah kiat sama ketika Barack Obama memenangkan Pemilu 2008. Trump yang pendukung utamanya berasal dari warga kulit putih sulit menang kecuali dia memangkas dukungan kulit hitam dan Latin kepada Hillary.

”Donald Trump telah membangun kampanyenya di atas prasangka dan paranoia,” kata Hillary dalam pidato di Nevada.
”Dia membawa arus utama kelompok kebencian dan membantu kelompok radikal menduduki salah satu partai politik besar Amerika,” tambahnya sebagaimana diberitakan Reuters pada Jumat (26/6/2016).

Sementara itu, Proklamasi Emansipasi dan pendukung Amandemen Ke-13 Konstitusi Amerika Serikat selama Perang Saudara yang mengantarkan kepada penghapusan perbudakan pada 1865.

Trump, yang dilewati Hillary dalam berbagai jajak pendapat, kurang mendapatkan dukungan kaum minoritas dan dikritik karena proposalnya dalam soal imigrasi di antaranya mendeportasi jutaan pendatang tak berdokumen, membangun tembok di sepanjang perbatasan Meksiko, dan menangguhkan imigrasi muslim ke negeri itu.

Pada 2015 di menyebut sebagian imigran Meksiko sebagai penjahat dan pemerkosa, dan kini mempersoalkan seorang hakim kelahiran Amerika namun keturunan Meksiko.

Menanggapi serangan Hillary, Trump justru menyatakan Hillary dan partainya membiarkan kaum hitam AS terlunta-lunta akibat kegagalan kebijakan ekonominya dan menuduh republiken sebagai fanatik. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)