Washington DC – Seorang penulis asal Amerika yang bernama Brandon Toporov atau kini dikenal sebagai Brandon Yusuf Toporov dikenal sebagai penulis berbagai panduan agama-agama dunia. Sejumlah buku rohani agama Kristen Katolik telah ia tulis, hingga tradisi dan lagu-lagu rohani.

Kisah Penulis Buku Rohani Yang Akhirnya Memutuskan Menjadi Mualaf

Bahkan dirinya pun sempat menulis buku tentang ‘Paduan Lengkap Mengenal Alqur’an untuk para Idiot dan Agama-agama Dunia’. Namun dirinya kini merupakan seorang Muslim. Ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat pada (20/3/2003) silam.

Toporov bercerita tentang perjalanan spiritual dirinya. Ia memulai dengan merekonstruksi pertanyaan mendasar dalam Perjanjian Baru, yakni tradisi lisan yang otentik dari perkataan Yesus tentang rahmat dan berkah Allah kepadanya. Pertanyaan mendasar ini, kata dia, telah lama menimbulkan perdebatan diantara sarjana teologi Kristen, namun bagi umat yang awam sangat sedikit yang mengikuti perdebatan lisan otentik Yesus ini.

“Saya percaya ayat-ayat tersebut cenderung mengkonfirmasi penggambaran Islam tentang Yesus, sebagai Nabi manusia dengan mandat Ilahi pada dasarnya bisa dibedakan dari Muhammad, semoga rahmat dan berkah Allah beserta mereka,” kata Toporov dilansir The Religion of Islam.

Awalnya, kegelisahan spiritualnya muncul ketika ia dirinya remaja. Saat itu ia rajin mengulang-ulang membaca Alkitab versi King James bagian injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Baginya saat itu, keempat bagian injil itu seperti magnet. Namun Tuparov mengakui satu waktu ia merasakan keanehan.

Keanehan itu ketika ia membaca Bab 22 dari Injil Lukas, ketika Yesus menyendiri dari para muridnya jelang penangkapan, tapi di dalam Bab Injil Lukas ini, menurutnya seperti ada kalimat doa yang hilang. Dan bagian lain menurutnya terdapat juga di Perjanjian Baru lainnya terkait prediksi kedatangan Mesias. Pertanyaan aneh dan kegelisahan dalam dirinya ini terjadi ketika jelang berusia 15 tahun.

Toporov sampai pada kesimpulan dirinya, apakah seseorang telah memanipulasi isi Injil ini? Jika demikian, siapa? dan mengapa.? “Aku mengajukan pertanyaan untuk diriku dan berusaha menyimpulkan saat itu aku belum bagian dari komunitas iman Kristen yang kuat.”

Di tengah kegelisahan memuncak ini, Toporov hanya berpegang sesuai sumber lisan apa yang Yesus katakan dalam Injil. Ia merasakan semakin ia bergulat dengan pemikirannya, maka semakin sulit ia menerima doktrin Trinitas Yesus.

“Dimana dalam Injil Yesus mengatakan kata ‘Trinitas’?,” “Jika Yesus adalah Tuhan, sebagai doktrin klaim Trinity, mengapa dia menyembah Tuhan?,” sambungnya.

Dalam Perjanjian Baru bahkan Yesus mengatakan “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tidak ada yang baik tapi satu, yaitu Allah.” (Markus 10:18).  “Apakah Yesus lupa bahwa dia sendiri adalah Tuhan ketika dia mengatakan ini?,” tanyanya. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi jalan bagi dirinya menemukan cahaya Islam.

(bimbim – www.harianindo.com)