Ankara – Belum lama ini, otoritas Turki menangkap 55 anggota militer dan intelijen. Sebab, mereka diduga terlibat dengan dengan ulama oposisi Fethullah Gulen. Sebagaimana diberitakan, Gulen kini diasingkan pengasingan di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Dia dituduh menjadi biang keladi kudeta Turki pada Juli.

Puluhan Anggota Militer dan Inteljen Diduga Terlibat dengan Gulen

Dalam serangkaian penggerebekan yang menyasar orang-orang yang berhubungan dengan kudeta baru-baru ini, polisi melakukan operasi di 31 provinsi di Turki. Operasi ini dilaksanakan setelah jaksa penuntut mengeluarkan perintah penangkapan terhadap 101 tersangka.

Selain itu, Turki juga mendeklarasikan perpanjangan keadaan darurat nasional selama tiga bulan pekan ini. Keputusan ini diambil untuk memulihkan keadaan negara agar kembali normal pasca kudeta 15 Juli tersebut.

”Tentu saja tujuannya adalah untuk menghilangkan ancaman terhadap orde konstitusional yang demokratis, hak-hak dasar dan kebebasan secepatnya, sehingga bisa menjadi negara yang normal kembali,” kata Ketua Mahkamah Konstitusi Turki Zuhtu Arslan sebagaimana diberitakan Reuters pada Rabu (5/10/2016).

Sekitar 100 ribu orang di militer, pegawai negeri sipil, polisi dan pengadilan telah dipecat atau diskorsing dalam operasi pembersihan pasca kudeta. Sekitar 32 ribu orang telah ditangkap karena dianggap ikut terlibat dalam kudeta yang gagal.

Dengan diperpanjangnya keadaan darurat di Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan mempunyai lebih banyak waktu untuk memburu mereka yang bertanggung jawab atas kudeta. Erdogan bahkan membuka kemungkinan kembali memperpanjang keadaan darurat selama lebih dari setahun. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)