Jakarta – Diduga bahwa ada motif lain di balik demo yang telah terjadi di depan Istana Kepresidenan yang berakhir rusuh kemarin malam. Dugaan tersebut dilontarkan oleh Calon Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Ia mengatakan, bahwa aksi demo tersebut sepertinya tidak hanya menuntut proses hukum bagi Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, atas kasus dugaan penistaan agama saja. Mereka juga telah berupaya untuk menggoyang pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
“Ini arahnya bukan hanya menuju ke Pak Ahok, tapi arahnya ingin menjatuhkan pemerintahan yang sah. Ini yang patut kita sayangkan,” kata Djarot saat ditemui usai menghadiri undangan pernikahan warga di Kawasan Jelambar, Jakarta Barat, Sabtu, (5/11/2016).
Djarot menambahkan jelas ada “penumpang gelap” di unjuk rasa yang memang digerakkan kepentingan politik tertentu. Bukan hanya itu, Djarot juga menduga bahwa selain menuntut Ahok untuk diproses hukum, demo kemarin juga dinilai berusaha untuk menggagalkan keikutsertaan pasangan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI 2017 mendatang.
Baca Juga : Polisi Masih Mencari Penggerak Massa Yang Menjarah Minimarket Di Luar Batang
“Persoalannya bukan hanya menyangkut kasus hukumnya Pak Ahok saja, tapi lebih menyangkut pada kalau bisa Pak Ahok jangan sampai maju dalam pemilihan gubernur ini,” kata Djarot.
Oleh sebab itu, Djarot justru menantang kepada aktor intelektual yang berada di balik aksi kemarin, untuk bersaing dengan sehat dan sportif. Ia mengatakan bahwa persaingan haruslah melalui adu gagasan, adu ide, serta program, bukan dengan cara menyusupi aksi unjuk rasa yang dinilai tidak terpuji tersebut.
“Mari, ayolah, kalau mau kita bertanding yang fair. Katanya kita mau adu gagasan, adu ide, adu program, mari. Yang fair sudah. Lepaskan saja kami. Ini kan masalah Pilkada DKI. Pilpres (pemilihan presiden) masih nanti 2019,” ujar Ketua DPP PDIP itu.
(bimbim – www.harianindo.com)