Home > Unik > Kisah Pencarian Spiritual Seorang Pemuda Hingga Menerima Islam

Kisah Pencarian Spiritual Seorang Pemuda Hingga Menerima Islam

London – Salah seorang pemuda 24 tahun asal Oldham, Inggris, Dalton Mtengwa menceritakan sekelumit pencarian spiritualnya hingga dirinya menerima Islam. Seperti yang diberitakan oleh Vice beberapa waktu yang lalu, Dalton merasa seperti menemukan oasis di tengah padang gurun pasir yang gersang dan tandus.

Kisah Pencarian Spiritual Seorang Pemuda Hingga Menerima Islam

Ilustrasi

Ketika masih berumur belasan tahun, Dalton mengaku bahwa dirinya termasuk salah seorang anak yang nakal di sekolah. Bahkan dirinya terlibat berbagai tindak kriminal atau kenakalan remaja lainnya. Dirinya selalu terlibat dalam masalah, kata Dalton.

Ketika memasuki usia 17 tahun, ia justru kabur dari sekolah. Dalton justru memilih hidup menggelandang di jalan-jalan bersama dengan geng-nya. Bahkan Dalton terkenal memiliki pergaulan luas. Ia mengaku telah berkelana bersama dengna komplotannya tersebut hampir ke seluruh wilayah Inggris.

Pada suatu ketika, dirinya memutuskan melanjutkan kembali pendidikannya. Namun, ia mengaku tak bisa beradaptasi dengan lingkungan kampus. Ketika itu, ia hanya menaruh perhatian di bidang olahraga. Selain itu, ia mati-matian berusaha mendapatkan nilai yang layak.

“Perhatian saya mudah terpalingkan. Apalagi, waktu itu saya cukup populer, yang itu berarti agak berbahaya. Saat itu, saya lebih suka kehidupan jalanan,”katanya mengenang.

Bagaimanapun nakalnya Dalton, keluarganya tetap bersama dia. Ia tumbuh dari ayah dan ibu pemeluk Kristen. Sejak kecil, keluarganya membiasakan diri beribadah ke gereja. Sejak memasuki bangku kuliah, Dalton mengalami kegelisahan spiritual. Puncaknya, ia mengalami depresi. Ia mulai jarang mengikuti kuliah dan berkumpul bersama kawan satu geng-nya. Bahkan, ia terancam dikeluarkan dari kampus tempatnya belajar.

“Banyak orang yang sampai melalui depresi ketika tidak ada ketenangan dalam hatinya,” ujar dia.

Sampai di titik ini, Dalton sering menepi dari keramaian. Ia mulai merefleksikan hidupnya. Ia merasa, masa remajanya banyak dihabiskan untuk berbuat jahat, seperti mencuri, merampok, atau mengonsumsi narkoba. Kenakalan remaja hanya demi uang atau lantaran iri terhadap mereka yang bisa membeli apa saja dengan mudah.

“Saya merasa berada di pergaulan yang salah. Selalu ada tekanan saat itu. Banyak di antara kami yang hidup materialistis. Saya melakukan tindak kriminal hanya untuk menambah uang membeli apa yang dibeli orang,” katanya mengenang.

Hingga suatu ketika, ajakan dari beberapa sahabat baiknya untuk mengobrol. Kemudian, mereka mengatakan kepada Dalton, Kamu sebaiknya berzikir, mengucapkan dua kalimat syahadat. Saat itu, Dalton tidak benar-benar memahami apa maksud sahabatnya itu. Namun, ia merasa berbeda. Sebab, mereka melihat dengan mata hati dan memahami kekosongan yang sedang dialami Dalton.

Mereka yakin bahwa saya sebaiknya mengucapkannya (dua kalimat syahadat). Sebab, mereka menilai saya sebagai orang yang religius. Mereka melihat ke dalam hati saya. Dan mereka menemukan iman di sana, ujar Dalton. Bahkan, kata mereka, sewaktu pertama kali bertemu dengan saya, mereka pikir saya ini Muslim.

“Mereka benar-benar terkejut begitu saya sampaikan yang sebenarnya (bahwa bukan Muslim),” katanya melanjutkan.

Akhirnya, pada Februari lalu, Dalton resmi memeluk Islam. Ia dibimbing oleh tokoh Muslim setempat bernama Syekh Bilal, yang juga seorang mualaf. Dari Syekh Bilal, Dalton mempelajari rukun Islam, rukun Iman, dan ajaran-ajaran Islam lainnya. Di lingkungan tempat tinggalnya, tidak banyak dijumpai orang Islam.Perlahan-lahan, depresi dalam diri Dalton terkikis. Ia merasa hidupnya kini lebih tenang dan memiliki tujuan jelas.

“Saya masuk Islam karena saya telah menemukan kebenaran, jalan yang benar. Di Islam, ada banyak ajaran dan cara hidup yang disiplin. Islam mengajarkan kepada saya untuk hidup sederhana dan tidak tamak. Saat kita mati, harta benda tidak menyertai. Hanya amal kita. Allah hanya melihat amal ibadah kita,” katanya.

Setelah memeluk Islam, sikap Dalton berubah menjadi lebih sopan. Dahulu, ia menjalin hubungan penuh nafsu dengan lawan jenis. Kini, ia berkeyakinan, pernikahan adalah jalan terbaik. Dia mengakui, awalnya ayah dan ibunya terkejut dengan keputusannya beralih iman.

Sebab, keduanya lebih memahami Islam sebagaimana yang dicitrakan melalui pemberitaan di televisi. Menurut Dalton, media massa Barat kerap memojokkan Islam. Apalagi, di Inggris, islamofobia masih menjadi fenomena yang sering dijumpai.

Namun, pihak keluarga lama-kelamaan mengamati perkembangan sikap Dalton setelah memeluk Islam. Pemuda itu menjadi lebih sopan, taat, dan menghindari perilaku buruk yang kerap dia lakukan dahulu. Bahkan, hubungan Dalton dengan ayah, ibu, dan keluarganya kian erat setelah memeluk Islam.

Baca Juga : Cerita Pria Mualaf Yang Pertama Kali Tertarik Mengenal Islam

“Mereka sekarang memahami, Islam telah mengubah hidup saya. Saya merasa lebih dekat dengan keluarga saya sekarang. Memang, ada banyak mualaf yang disalahpahami. Karena itu, sebaiknya siapa pun mengenal lebih dekat lagi mereka (mualaf), sehingga bisa mengerti,” ujarnya.

(bimbim – www.harianindo.com)

x

Check Also

Sepatu Sneaker Besutan Steve Jobs Ini Dilelang Seharga 199 Juta, Berminat Beli ?

Sepatu Sneaker Besutan Steve Jobs Ini Dilelang Seharga Rp 199 Juta, Berminat Beli ?

San Fransisco – Salah satu produsen perangkat elektronik seperti laptop, PC, smartphone, dan jam tangan ...