Jakarta – Media Reuters mengabarkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus memanggil Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan memberikan teguran. Apa penyebabnya?
Pada pekan lalu Jokowi memanggil Jenderal Gatot Nurmantyo untuk menghadap dirinya di Istana Bogor guna memperingatkan Gatot terkait seringnya jenderal kelahiran 13 Maret 1960 ini dalam menyuarakan pendapatnya soal kepungan proxy war.
Dalam tulisan Reuters yang berjudul “Indonesia’s president moves to rein in ‘out of control’ military chief” ini disebutkan para analis dan pembantu Presiden merasa khawatir dengan upaya Gatot dalam memperluas kewenangan TNI dalam urusan masyarakat sipil di Indonesia.
“Dengan Gatot, perasaan sepertinya dia sedikit di luar kontrol,” ujar sumber Reuters.
Beberapa hari ini nama Jenderal Gatot Nurmantyo memang sering disebutkan terkait dihentikannya sementara kerja sama militer antara Indonesia dan Australia karena ditemukannya materi pelatihan di Perth, Australia, yang dinilai telah menghina Pancasila dan TNI.
“Kami menduga Gatot mengeksploitasi insiden itu untuk agenda politiknya sendiri, ambisi politiknya sendiri,” ujar seorang sumber yang juga merupakan pejabat teras di pemerintahan Jokowi.
Selain itu, Panglima TNI sering berbicara di hadapan publik soal ancaman-ancaman dari luar yang sedang mengepung NKRI.
“Terus terang, kami berpikir banyak di antara perang proxy dan ancaman terhadap Indonesia benar-benar konyol,” tegasnya.
Namun demikian, untuk saat ini Jokowi masih percaya kepada Jenderal Gatot dan menganggapnya bukan sebagai ancaman.
“Untuk saat ini, kami percaya bahwa dia tidak akan mengkhianati presiden atau pemerintahan sipil,” tambah sumber itu.
Belakangan Panglima TNI memang sering memberikan pernyataan dan prediksi-prediksi yang dinilai kontroversial. Di antaranya, Jenderal Gatot pernah menyinggung soal prediksi akan membanjirnya pengungsi dari Tiongkok karena musibah kelaparan di sana.
Untuk mencegahnya, Gatot mengatakan bahwa ia akan memotong puluhan ekor sapi dan melemparkannya ke laut guna menarik ikan hiu untuk memangsa para pengungsi tersebut.
Gatot juga pernah mengatakan bahwa Indonesia sedang dilemahkan melalui media, ormas Islam, partai politik, dan narkoba. Gatot berpendapat, kekuatan asing tengah memperkuat kontrolnya melalui aparat keamanan dan industri-industri strategis.
(samsul arifin – www.harianindo.com)