Pontianak – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain urung menginjakkan kaki di Sintang. Kalimantan Barat, pada Kamis (12/1/2017) pagi setelah dirinya dihadang oleh sekitar 30 orang pria yang menamakan diri mereka Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang.
Dengan memakai pakaian adat Dayak, mereka menolak kedatangan Tengku Zulkarnain karena pernyataan yang pernah ia lontarkan beberapa waktu lalu dan tersebar luas di media sosial, yang menyebut kafir kepada warga Dayak. Selain itu, Tengku Zulkarnain juga dinilai mempunyai peran yang cukup besar dalam aksi demo 4 November 2016 lalu di Jakarta terkait Ahok yang dipelopori Front Pembela Islam (FPI).
Terkait penghadangan terhadap dirinya di Bandara Susilo Sintang ini, Tengku Zulkarnain mengaku tidak terlalu mempermasalahkan.
“Saya enggak sempat turun kok, saya sampai depan pintu pesawat saja. Saya cuma berdiri di depan pintu pesawat. Saya lihat ada spanduk, ada 20-30-an orang tokoh-tokoh Dayak, ya sudah saya masuk lagi (ke dalam pesawat-red),” kata Tengku saat dihubungi, Kamis (12/1/2017) malam.
Tengku Zulkarnain mengaku saat ini dirinya masih berada di Pontianak dan dalam keadaan sehat.
“Saya masih di Kalimantan, di Pontianak. Saya sehat alhamdulillah enggak ada masalah. Polisi bergerak cepat mengamankan. Saya nyaman-nyaman saja kok. Enggak lecet. Satu lecet pun tidak,” ucapnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)