Harian IndoJakarta – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, secara terbuka dan blak-blakan berbicara mengenai kasus pembunuhan bos Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, yang kemudian membawanya ke penjara.
Menurut Antasari, Susilo Bambang Yudhoyono yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden mengetahui persis bagaimana kasusnya terjadi.
“Untuk itu saya mohon kepada Bapak SBY jujur, beliau tahu perkara saya ini. Cerita, apa yang beliau alami dan beliau perbuat,” ujar Antasari, di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Antasari berharap SBY mau terbuka soal siapa yang telah merekayasa kasusnya sehingga ia dihukum, termasuk siapa yang memerintah CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo untuk menemuinya pada Mei 2009 lalu.
Antasari mengungkap bahwa Hary mengaku diperintah oleh SBY untuk menemuinya.
“Datang minta supaya saya jangan menahan Aulia Pohan karena katanya ‘Saya bawa misi, saya diminta temui Bapak’,” kata Antasari, mengulang pernyataan Hary.
Namun saat itu Antasari menolak karena tidak mungkin baginya untuk tidak menahan Aulia Pohan yang telah dijadikan tersangka dalam kasus korupsi aliran dana Bank Indonesia sebesar Rp 100 miliar kepada anggota DPR dan beberapa mantan pejabat BI.
Tetapi Hary tetap mendesak Antasari agar tidak menahan Aulia Pohan.
“‘Waduh Pak, saya mohon betul-lah. Saya bisa ditendang dari Cikeas karena bagaimanapun nanti masa depan Bapak bagaimana’,” kata Antasari menirukan ucapan Hary saat itu.
“Saya bilang, saya sudah memilih profesi penegak hukum kok, risiko apa pun saya terima,” kata Antasari.
Setelah Aulia Pohan ditahan, dua bulan kemudian Antasari ditangkap karena terjerat kasus pembunuhan terhadap Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
