Jakarta – Gomar Gultom selaku Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan sejumlah pesan yang diterimanya dari Ketua Umum PGI, Henriette T. Hutabarat-Lebang. Gomar menyampaikan pesan tersebut langsung kepada Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi, dalam pertemuan antartokoh lintas agama.

Ini Yang Disampaikan Persekutuan Gereja di Indonesia di Depan Raja Salman

Raja Salman dan Presiden Jokowi

“Bu Henriette mewakili PGI mengatakan, menyadari bahwa Raja Saudi Arabia mempunyai peran strategis dalam komunitas Islam di dunia,” kata Gomar, Jumat, (3/3/2017).

Golmar menyampaikan bahwa meminta Raja Salman untuk mendorong tokoh-tokoh pemimpin Islam agar mengajak umat beragama, secara substansial, menjalankan kehidupannya berdasarkan nilai substansial agama. Gomar mengemukakan bahwa dengan mengangkat nilai substansial, agama-agama bisa menyeimbangkan landasan etik dan moral bagi peradaban dunia yang damai di masa mendatang.

“Bukan secara artifisial atau simbol agama yang muncul di permukaan,” kata dia.

Gomar melihat terdapat dua dampak besar bagi Indonesia dan dunia terkait dengan kunjungan Raja Salman ke Indonesia. Untuk Indonesia, Gomar mengatakan bahwa tokoh agama semakin yakin bahwa dialog harus diteruskan. Moderasi yang ditekankan dalam pidato Raja Salman, dia berujar, menjadi sebuah keharusan dalam membangun peradaban dunia, khususnya Indonesia sendiri. Menurut Gomar, hal tersebut juga mematahkan dugaan bahwa Arab Saudi merupakan negara yang monolitik dalam beragama.

“Justru terbuka terhadap dialog. Itu saya pikir punya dampak signifikan terhadap masrakat Indonesia,” katanya.

Menurut Gomar, dampak terhadap dunia yakni anggapan mengenai adanya benturan peradaban antara muslim dengan nonmuslim seharusnya sudah tidak kembali terjadi. Pasalnya, melalui pidato yang disampaikan Raja Salman, Gomar merasa yakin bahwa tidak ada tempat bagi Islamophobia.

Baca Juga : Nasdem Percaya Diri PKB Bakal Merapat Ke Kubu Ahok-Djarot

“Karena Raja Saudi Arabia yang dikesankan wahabi yang monolitik ternyata mengatakan mari dialog, anti radikalisme, anti ekstrimisme. Ini menurut saya gaung perjumpaan kali ini sangat bisa mengubah wajah dunia,” ucapnya.

(bimbim – www.harianindo.com)