Home > Ragam Berita > Nasional > Massa Menuntut Walikota Bekasi Mencabut Izin Pembangunan Gereja Santa Clara

Massa Menuntut Walikota Bekasi Mencabut Izin Pembangunan Gereja Santa Clara

Bekasi – Sejumlah massa yang tergabung dalam Majelis Silaturrahim Umat Islam Bekasi (MSUIB) baru-baru ini menggelar aksi demonstrasi, Aksi demo tersebut untuk menentang pembangunan Gereja Santa Clara. Aksi yang berlangsung di Jalan Lingkar Bekasi Utara, Kelurahan Harapan Baru, Bekasi Utara, digelar setelah shalat Jumat.

Massa Menuntut Walikota Banten Mencabut Izin Pembangunan Gereja Santa Clara

Aksi Demo Menuntut Walikota Cabut Izin Pembangunan Gereja Santa Clara

Aksi tersebut dilakukan guna meminta Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi untuk mencabut surat izin pembangunan Gereja Santa Clara. Aksi unjuk rasa tersebut pun berujung ricuh. Bahkan para petugas kepolisian yang mengamankan jalannya aksi tersebut, turut menembakkan gas air mata untuk melerai situasi yang ricuh tersebut.

Terlihat, massa MSUIB yang datang dari penjuru Jalan Lingkar Utara, Bekasi Utara berusaha menerobos masuk ke dalam bangunan Gereja Santa Clara. Akan tetapi, massa yang hendak masuk sembari memekikkan takbir tersebut, dihadang oleh barisan petugas yang berjaga.

“Bapak Polisi, kedatangan kami bukan menjadi musuh Anda. Diam (kepada massa) diam sabar,” ujar orator di mobil komando.

Tak lama kemudian, lontaran batu dan botol mineral mewarnai aksi demo tersebut. Lantas, pihak aparat menembakkan gas air mata guna menghadang demonstran yang berniat masuk ke dalam bangunan gereja Santa Clara. Seorang polisi juga tampak menjadi sasaran amuk massa dan sedang mendapatkan pertolongan medis.

Baca Juga : Demo Penolakan Pembangunan Gereja Santa Clara Berakhir Ricuh

“Dengar! Tidak ada suara, saya mohon diam semuanya. Satu komando diam,” kata orator menenangkan massa.

(bimbim – www.harianindo.com)

x

Check Also

Serangan di Barcelona, PBNU Ajak Perangi Radikalisme

Serangan di Barcelona, PBNU Ajak Perangi Radikalisme

Jakarta – Helmy Faishal Zaini selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akhirnya memutuskan untuk ...