Home > Ragam Berita > Nasional > Gereja di Malang Mundurkan Jam Kebaktian Untuk Kegiatan Sholat Ied

Gereja di Malang Mundurkan Jam Kebaktian Untuk Kegiatan Sholat Ied

Malang – Takmir Masjid Jami’ Malang mengirimkan sepucuk surat pada Majelis Jemaat Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel, Selasa (13/6/2017). Surat yang ditandatangani oleh Ketua Takmir Masjid Jami’ KH Zainuddin A Muchit dan Sekretaris KH Moch Effendi tersebut berisika permakluman jika sholat Ied atau Idul Fitri dilaksanakan pada Minggu (25/6/2017) mendatang. Kedua tempat ibadah umat Islam dan Protestan itu lokasinya berdampingan di Jalan Merdeka Barat, Kota Malang.

Gereja di Malang Mundurkan Jam Kebaktian Untuk Kegiatan Sholat Ied

GPIB Immanuel

Lewat surat tersebut, pihak masjid memberitahukan bahwa sholat Ied nantinya akan memanfaatkan sepanjang Jalan Merdeka Barat karena diperkirakan masjid tifak dapat menampung seluruh jamaah. Mengingat setiap Idul Fitri akan banyak umat Islam yang berbondong-bondong untuk menjalani sholat Ied.

Dengan demikian akses dari Jalan Merdeka Barat dan sekitarnya di bundaran Alun-alun Kota Malang akan tertutup. Termasuk tertutupnya akses menuju GPIB Immanuel yang lokasinya satu jalan dengan Masjid Jami’. Sementara hari Minggu pagi adalah saatnya umat Kristen untuk beribadah kebaktian di gereja setiap pekan. Sesuai jadwal normal jemaat GPIB Immanuel biasa memulai kebaktian pukul 08.00 WIB.

Sementara sholat Ied dimulai pukul 06.00 WIB. Namun meski sholat sebetulnya sudah selesai sebelum pukul 08.00 namun takmir diperkirakan memerlukan waktu untuk membereskan tempat berlangsungnya sholat yang tak sebentar.

“Saya sudah buat surat dan tadi (kemarin) sudah kami berikan mengenai tanggal 25 pas hari Minggu kita solat Ied. Kita memberitahukan akan pakai sepanjang Jalan Merdeka Barat dan sekitarnya serta Alun-alun untuk sholat. Dengan pemberitahuan ini kami mohon permakluman jam sembilan kita sudah selesai semua,” ungkap Effendi saat ditemui di Masjid Jami’.

Kegiatan dua tempat ibadah yang waktunya saling bersamaan ini menurutnya tidak sekali ini saja terjadi. Karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik antara pengurus masjid dan gereja ini. Menurut dia, dibutuhkan kebesaran hati pengurus kedua tempat ibadah ini untuk saling menjaga toleransi. Kegiatan yang mendatangkan umat dalam jumlah besar akan diprioritaskan untuk didahulukan. Tidak saja takmir masjid, pengurus gereja juga berkirim surat ke takmir masjid apabila ada kegiatan yang besar dan mendatangkan banyak jemaat. Sehingga selama berabad-abad kedua bangunan tenpat ibadah ini berdiri berdampingan tidak ada konflik antara keduanya.

“Kalau kegiatan waktunya sama sering, harus ada yang mengalah. Dari dulu tidak ada masalah antara kami dengan gereja, rukun-rukun saja,” ucapnya.

Sementara itu, Majelis Jamaat GPIB Immanuel mengaku sudah menerima surat yang dilayangkan Takmir Masjid Jami’. Pengurus gereja dengan surat itu berencana akan mengundurkan jadwal kebaktian gereja yang biasanya dimulai pukul 08.00 menjadi pukul 08.30 WITA.

Tetapi mereka masih akan membahasnya dengan pengurus gereja lain dan mengumumkan perubahan jadwal ke jemaatnya. Setelah itu, pengurus gereja akan mengirim surat balasan ke takmir masjid.

“Dengan pemberitahuan ini kami akan menunda ibadah kami, estimasinya mereka solat Ied pukul 06.00 selesai pukul 07.00 tapi membersihkan koran, tenda, parkir juga butuh waktu, 08.30 bisa selesai semua dan kita sama-sama bisa menjalankan ibadah,” ujar Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Pendeta Richard Agung Sutjahjono saat ditemui di GPIB Immanuel. Ketua II Majelis Jamaat GPIB Immanuel Wido Pradipto menambahkan, toleransi antara kedua tempat ibadah ini sudah terjalin dengan baik sejak berabad-abad lamanya.

Ia pun mencontohkan tahun lalu ketika Natal bertepatan dengan Isra’ Miraj, pengurus gereja juga berkirim surat permakluman karena mendatangkan jemaat dalam jumlah besar.

“Tahun lalu kita juga kirim surat ke masjid, kita juga diundang datang waktu ada haul, kalau ada kegiatan ibadah mendatangkan umat banyak, biasanya antara kita dengan masjid saling mengundang kalu tidak berkirim surat,” ungkapnya.

Baca juga: Djarot Tegaskan Bakal Kerja Maksimal hingga Akhir Jabatan pada Oktober

Sholat Ied saat hari Minggu dan bertepatan dengan kebaktian bukan kali ini saja, pada Idul Fitri 2014 juga demikian. Bahkan ketika itu Ketua Umum Takmir Masji Jami’ KH Zainuddin A Muchit meminta maaf kepada Majelis Jamaat GPIB Immanuel karena solat Ied harus menunda ibadah kebaktian. Ketika itu kisah tersebut mendapatkan perhatian dunia. Bahkan Takmir Masjid Jami’ dan Majelis Jamaat GPIB mendapatkan penghargaan dari Komunitas Gusdurian karena toleransi tersebut. (Yayan – www.harianindo.com)

x

Check Also

Putri Sulung Jenderal AH Nasution Nilai Film G30S PKI Sudah Sesuai Kenyataan

Putri Sulung Jenderal AH Nasution Nilai Film G30S/PKI Sudah Sesuai Kenyataan

Jakarta – Putri sulung Jenderal AH Nasution mempertanyakan rencana pemerintah untuk membuat ulang film Pengkhianatan ...