Jakarta – Tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan cuacana dingin yang terjadi beberapa hari belakangan. Bahkan keluhan tersebut sampai diunggah disosial media.

Penjelasan BMKG Terkait Suhu Dingin Beberapa Hari Belakangan

Prakiraan Angin BMKG

Mendengar kabar tersebut, Data Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika(BMKG) tergugah untuk memberikan penjelasan lebih lanjut. Misalnya saja suhu yang lebih dingi yang terjadi di Yohyakarta.

Suhu pagi hari di Yogyakarta belakangan ini bahkan mencapai 18 derajat celcius. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, mengatakan bahwa kondisi tersebut sebenarnya lumrah terjadi ketika musim kemarau tiba.

Mulyoni menjelaskan bahwa saat musim kemarau, cuaca yang cerah pda siang hari menyebabkan potensi terjadinya hujan menjadi minim. Selain itu, wilayah Yogyakarta dan sekitarnya secara global dipengaruhi oleh kedatangan angin dari Australi yang cukup dominan masuk ke Indonesia.

Angin yang datang tak membawa uap air. Jadi potensi pertumbuhan awan pemicu hujan menjadi semakin kecil.

Baca juga : Anjing Pitbull Yang Gigit Bocah di Malang Hingga Tewas Pernah Juara Kontes

Konsekuensi dari kondisi tersebut adalah adanya perbedaan suhu antara siang dan malam yang lebih besar daripada biasanya. Saat siang yang cerah, bumi akan menerima radiasi panas matahari lebih banyak sehingga suhu terasa lebih tinggi. Warga akan menjadi merasa gerah.

Sebaliknya karena tak ada awan, bumi akan lebih cepat melepaskan panas yang diterima ke atmosfer saat malam.

“Makanya akan menjadi lebih dingin bila dibandingkan dengan kondisi biasanya,” kata Mulyono, Jumat (04/08/2017).

“Sama halnya ketika gerah. Kita biasanya suka melepas baju, pada saat itu suhu badan kita lepas ke udara. Suhu badan kita menjadi turun. Itu contoh sederhananya,” sambungnya.

Dengan adanaya angin dominan dari Australia, perbedaan suhu siang dan malam lebih besar juga terjadi di Jawa bagian timur, Nusa tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
(Muspri-www.harianindo.com)