Home > Ragam Berita > Nasional > Kapolri Pertanyakan Hubungan Tragedi Rohingya Dengan Borobudur

Kapolri Pertanyakan Hubungan Tragedi Rohingya Dengan Borobudur

Magelang – Sejumlah organisasi berencana menggelar aksi demonstrasi yang disebut dengan Aksi Bela Muslim Rohingnya dalam bentuk Gerakan Sejuta Umat Muslim Mengepung Candi Borobudur pada tanggal 8 September 2017 mendatang.

Kapolri Pertanyakan Hubungan Tragedi Rohingya Dengan Borobudur

Aksi solidaritas untuk etnis Rohingnya

Aksi itu digelar untuk mendorong penyelesaian konflik Rohingnya di Myanmar. Dilansir dari laman VIVA, hingga saat ini sudah ada 97 organisasi yang akan tergabung dalam aksi itu.

Mendengar kabar itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan tanggapan. Tito melarang aksi simpati untuk etnis minoritas muslim Rohingnya yang akan digelar oleh sejumlah organisasi masyarakat di Kawasan Candi Borobudur.

“Saya sudah perintahkan Kapolda Jawa Tegah, jangan diizinkan. Caranya, jangan menerima surat pemberitahuan,” kata Tito di Jakarta, Selasa (05/08/2017).

Menurutnya, Candi Borobudur adalah kawasan vital dimana telah menjadi warisan dunia di Indonesia dan perlu dijaga agar tidak rusak.

Baca juga : Beredar Kabar Adanya Rencana Aksi Bela Rohingya di Kawasan Candi Borobudur

“Ini warisan dunia yang harus kita jaga kelestarian budayanya. Oleh karena itu, apa hubungannya dengan Rohingnya?” jelasnya.

Tito mengatakan bahwa apa yang terjadi di Rohingnya bukan persoalan antara umat Islam dengan umat Buddha di sana, dan juga umat Buddha di Indonesia.

Dia mengatakan bahwa komunitas Buddha di Indonesia juga sudah menyampaikan pernyataan keras terhadap pemerintah Myanmar.

“Disini Walubi dan kelompok-kelompok pengurus Buddha sudah menyatakan sikap yang sangat keras, mereka mengecam pemerintah Myanmar. Mereka juga sudah memberikan bantuan ke sana,” terangnya.
(Muspri-www.harianindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Guru Olahraga di Jombang Dipolisikan Dengan Tuduhan Pencabulan Sejumlah Siswi

Bejat, Guru Ngaji di Surabaya Cabuli Anak Dibawah Umur

Jakarta – Dua orang guru ngaji, Sunarto (35) dan Ahmad Syafii (36), yang tinggal di ...