Harian IndoJakarta – 
Karena itu, untuk mencegah terjadinya perceraian, hakim yang memimpin sidang kasus dugaan pembunuhan Jessica Wongso ini mengusulkan untuk dilakukan tes keperawanan sebelum pasangan menikah.
“Perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hukum negara dan hukum Tuhan. Jadi kalau belum memahami makna perkawinan, jangan coba-coba menikah dulu,” kata Binsar.
Menurut Binsar, perkawinan adalah Istana Agung, sebab dari sana kemudian muncul tunas-tunas masa depan bangsa.
“Untuk menemukan jodoh, dekatkanlah diri pada Tuhan,” ujar Binsar.
Binsar juga menambahkan, penyebab perceraian banyak disebabkan karena adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Perkara perceraian dan KDRT yang saya tangani sejak 1996 hingga sekarang ada sekitar 250 perkara,” tulis Binsar dalam halaman 213.
Oleh sebab itu, Binsar menilai perlu direvisi UU Nomor 1/1974 tentang Perkawianan.
“Sebaiknya perempuan minimal menikah usia 21 tahun, sedangkan pria minimal 25 tahun dengan salah satu syarat salah satu pihak memiliki penghasilan tetap,” cetusnya.
Dan yang paling penting menurut Binsar, perlu diberlakukan syarat tegas bahwa mereka yang menikah masih dalam kondisi kudus, suci, atau masih perawan.
“Untuk itu, harus ada tes keperawanan,” kata Binsar dalam halaman 194.
“Mengapa harus demikian? Karena salah satu yang membuat terjadinya perpecahan dalam rumah tangga karena perkawinan dilakukan dalam keadaan terpaksa, sudah hamil terlebih dahulu,” pungkas lulusan doktor dari Universitas Sumatera Utara (USU) pada 2010 lalu.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
