Harian IndoJakarta – Hatf Saiful Rasul, bocah 11 tahun yang memutuskan berangkat ke Suriah untuk bergabung menjadi tentara ISIS, dilaporkan tewas karena serangan udara pada 1 September 2017 lalu.
Dikabarkan, Hatf bergabung dengan ISIS setelah mengunjungi ayahnya, Syaiful Anam, di penjara berpengamanan tinggi.
“Awalnya, saya tidak merespon dan menganggapnya sebagai guyonan anak-anak. Tapi itu menjadi berbeda ketika Hatf menyatakan keinginannya secara terus-menerus,” kata Syaiful Anam.
Keinginan Hatf itu diungkapkan karena beberapa guru dan temannya dari Ponpes Ibnu Mas’ud, tempatnya belajar, telah pergi bergabung dengan tentara ISIS.
Karena keinginan dari anaknya kuat, Syaiful akhirnya mengijinkan anaknya pergi. Hatf pergi ke Suriah bersama dengan 8 orang guru dan empat pelajar dari ponpes pada 2015 lalu.
Menurut laporan dari Reuters, Sedikitnya 18 orang dari Ponpes Ibnu Mas’ud telah ditangkap dan didakwa bersalah atau dalam penahanan terkait serangan mematikan di Indonesia dalam 20 bulan terakhir.
Terkait hal ini, juru bicara Ponpes Ibnu Mas’ud Jumadi membantahnya. Menurut Jumadi, Ponpesnya tidak ada hubungannya dengan ISIS atau kelompok Islam militan lainnya. Di sana juga tidak mengajarkan paham ekstrem.
Jumadi juga mengaku tidak tahu-menahu soal kabar kepergian Hatf ke Suriah.
Sedangkan menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, Ponpes Ibnu Mas’ud tidak pernah terdaftar sebagai pesantren.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
