Home > Ragam Berita > Nasional > Gatot Nurmantyo Tidak Mau Berkomentar Terkait dengan Senjata Impor

Gatot Nurmantyo Tidak Mau Berkomentar Terkait dengan Senjata Impor

Jakarta – Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo tak mau berkomentar ihwal senjata dan amunisi impor Kepolisian RI yang tertahan di gudang Kargo Unex, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Gatot Nurmantyo Tidak Mau Berkomentar Terkait dengan Senjata Impor

“Tanyalah sama Menkopolhukam,” kata Gatot setelah menghadiri silaturahmi dengan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) di aula C1, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Senin (2/10/2017).

Ratusan senjata yang dibeli Korps Brimob Polri masih tertahan di Bea Cukai lantaran menunggu proses perizin dari Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI selesai. Kepolisian telah mengakui bahwa senjata tersebut adalah milik mereka.

“Semua sudah sesuai prosedur,” kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto.

Mengenai senjata yang masih ditahan, Setyo menjelaskan bahwa barang harus masuk lebih dulu ke Indonesia. Setelah itu, kata dia, dikarantina dan dicek Bais TNI. “Ya sudah diserahkan ke Bais, dan sudah diangkat ke polkam,” ujarnya.

Baca juga: Polri Indikasi Tersangka Utama Saracen Hanya Berpura-pura Gila

Menurut Setyo, ratusan senjata itu dibeli untuk Korps Brimob Polri. Senjata itu sah meski tertahan oleh Bea Cukai lantaran menunggu izin dari Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI rampung.

Sebelumnya, polemik senjata kali pertama muncul, setelah Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyebut ada 5.000 senjata ilegal yang didatangkan oleh institusi nonmiliter ke Indonesia. Gatot menyampaikan hal itu di acara silaturahmi dengan purnawirawan jenderal dan perwira aktif TNI, pada Jumat (22/9/2017). (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)

x

Check Also

Sandiaga Siap Serahkan Gajinya Sebagai Wagub Untuk Badan Amil Zakat

Sandiaga Siap Serahkan Gajinya Sebagai Wagub Untuk Badan Amil Zakat

Jakarta – Selama masa kampanye berlangsung di Pilkada DKI Jakarta, Sandiaga Uno yang saat itu ...