Home > Ragam Berita > Nasional > Romo Magnis : “Ada Dua Kebodohan Besar Dari Eggi Sudjana”

Romo Magnis : “Ada Dua Kebodohan Besar Dari Eggi Sudjana”

Jakarta – Beberapa waktu yang lalu pengacara kondang Eggi Sudjana dilaporkan ke polisi atas dugaan tindak pidana menyebarluaskan ujaran kebencian dan SARA oleh Ketua DPN Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, Sures Kumar.

Romo Magnis : "Ada Dua Kebodohan Besar Dari Eggi Sudjana"

Romo Magnis

Berdasarkan barang bukti yang ada, Eggi menyatakan bahwa tidak ada ajaran selain Islam. Menurutnya hanya agama Islam yang sesuai dengan Pancasila, bukan selain Islam.

Mendengar pernyataan Eggi tersebut, tokoh agama Katolik Franz Magnis-Suseno memberikan komentarnya. Pria yang akrab disapa dengan Romo Magnis ini menilai ada kekeliruan dalam pernyataan Eggi.

“Ada dua kebodohan besar bagi Eggi Sudjana,” kata Romo Magnis, Jumat (06/10/2017).

Magnis menilai kekeliruan yang pertama adalah Eggi tidak benar-benar memahamu bahwa Pancasila yang sudah disahkan pada 18 Agustus 1945 silam sebagai pembukaan UUD merupakan hasil dari rumusan untuk menampung agama-agama yang ada di Indonesia.

“Jadi yang dikatakan Pak Eggi bertentangan dengan maksud mereka, para pendiri negara, yang menetapkan Pancasila dan UUD,” jelasnya.

Baca juga : Romo Magnis : “Eggi Sudjana Merasa Tahu Agama Sendiri, Lalu Merasa Bisa Menilai Agama Lain”

Kemudian menurut Magnis kesalahan Eggi yang kedua adalah ketika Eggi berkomentar tentang keyakinan agama yang berbeda dengan keyakinannya. Magnis menilai bahwa argumenrasi Eggi tidak ada keesaan Tuhan di luar aga yang dianutnya menjadi sebuah tanda kesombongan yang serius. Pasalnya tidak ada yang lebih tahu sifat-sifat Tuhan selain Tuhan itu sendiri.

“Seakan-akan Pak Eggi punya pengetahuan khusus tentang keesaan Tuhan,” sindirnya.

Pernyataan Eggi tersebut berpotensi menimbulkan keresahan di kalangan umat beragama. Profesor filsafat ini memberikan pesan kepada Eggi agar sebaiknya tidak membicarakan keyakinan agama lain kecuali dalam konteks dialog dengan pemeluk agama yang dibicarakan. Ia juga mengingatkan tentang penguasaan seseorang soal agamanya bukan berarti ia berhak mengomentari agama lain.

“Letak kesombongannya adalah ketia dia merasa tahu agama sendiri, lalu merasa bisa menilai agama lain,” tegasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)

x

Check Also

Nurul Arifin Dipastikan Berduet Chairul Y. Hidayat Dalam Pilgub Bandung 2018

Nurul Arifin Dipastikan Berduet Chairul Y. Hidayat Dalam Pilgub Bandung 2018

Bandung – Politisi Partai Golkar, Nurul Arifin resmi berpasangan dengan kader Partai Demokrat, Chairul Y ...