Harian IndoJakarta – Perilaku tantrum pada anak biasanya terjadi saat anak sedang dalam emosi marah, namun tidak bisa mengkomunikasikan keinginannya.
Tantrum merupakan letupan emosi kemarahan sang anak karena dirinya belum bisa menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya dengan baik, ditambah dengan lingkungan atau orang tuanya tidak mengerti keinginannya.
Sedangkan marah merupakan salah satu dari empat emosi dasar manusia di samping, bahagia, sedih, dan takut.
“Dalam tantrum ada marah. Tapi saat anak marah, belum tentu tantrum. Tantrum itu perilaku, sementara marah itu emosi,” jelas Ratih Zulhaqqi, psikolog anak dan remaja, saat ditemui Sabtu (28/10/2017).
“Usia 1-2 tahun itu bisa mengalami tahapan terrible twos. Itu memang usia tantrum. Normal muncul ketika mereka sulit mengekspresikan apa yang ada dalam benaknya,” tambah Ratih.
Ratih juga menyarankan, saat anak tantrum janganlah memarahinya karena anak tersebut akan semakin menangis. Meskipun kesal, cobalah untuk tetap tenang dan membatasi berkata ‘tidak’ saat anak sedang tantrum, sambil berusaha mengalihkan perhatiannya.
Saat sang anak sudah lebih tenang, jelaskan kepadanya bahwa Anda tidak mengerti keinginannya bila disampaikan sambil menangis. Namun anda juga harus menjelaskan bahwa bila Anda tidak memenuhi keingannya itu karena ada aturan di dalam keluarga yang harus dipatuhi bersama.
Bila ia melakukan hal yang baik, jangan lupa memujinya, agar sang anak memahami hal-hal baik yang bisa ia lakukan.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
