Home > Ragam Berita > Nasional > Mobilnya Tidak Bisa Keluar Rumah, Anggota DPRD Ini Minta Festival Betawi Dibubarkan

Mobilnya Tidak Bisa Keluar Rumah, Anggota DPRD Ini Minta Festival Betawi Dibubarkan

Jakarta – Meski mengaku telah mengurus perizinan, acara Festival Budaya Betawi bertema “Gebyar Kreasi Silat dan Seni Budaya Betawi, Bazzar Rakyat Rawa Belong” yang seharusnya digelar pada hari tanggal 3 – 4 Februari 2018 mendadak dibubarkan.

Mobilnya Tidak Bisa Keluar Rumah, Anggota DPRD Ini Minta Festival Betawi Dibubarkan

Menurut Nina selaku panitia acara, dirinya telah mempercayakan pengurusan izin kepada Ahmad Sauqi dari Forum Komunikasi Budaya Betawi (FKBB) sebagai penanggungjawab acara. Termasuk pemberian sejumlah uang kepada Polsek Kebon Jeruk Jakarta Barat.

Surat izin kemudian telah didapatkan dengan paraf dari Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Marbun dengan tembusan ke Kapolres Jakarta Barat, Kasat Intelkam, Camat Kebon Jeruk, Danramil Kebon Jeruk dan Arsip.

“Saya sudah percayakan ke Pak Sauqi dan sudah menyanggupi. Kemudian Pak Sauqi juga meminta uang Rp 25 juta untuk biaya koordinasi dan sudah saya kasih. Kalau pengurusan izin ke Polsek, ada memberikan sedikit uang,” ungkap Nina, Minggu (4/2/2018).

Pembubaran acara tersebut berawal dari anggota DPRD DKI Wahyu Dewanto yang marah-marah akibat mobilnya tidak bisa keluar rumah karena tertutup tenda peserta.

Tidak lama kemudian, sejumlah polisi dari Polsek Kebon Jeruk datang untuk menanyakan izin acara, yang disusul Camat dan Lurah juga ke lokasi.

“Mereka atas permintaan Pak Wahyu menyuruh kami membongkar panggung agar mobil dia bisa lewat. Kami pun akhirnya merelakan panggung untuk dibongkar. Tetapi setelah panggung dibongkar, Pak Wahyu dengan arogan malah meminta kami membubarkan acara,” tutur Nina.

Selang beberapa lama kemudian sejumlah anggota polisi dari Polda juga datang setelah Wahyu langsung menghubungi Kapolda.

“Saat itu kami tidak bisa berkata apa-apa. Karena Pak Wahyu kabarnya langsung menelepon Kapolda. Sebanyak enam anggota polisi datang untuk membubarkan pedagang. Kami diperlakukan seperti penjahat,” ujarnya.

Menurut keterangan Lurah Sukabumi Utara, Romelih, pembubaran terpaksa dilakukan karena acara yang berlangsung di sepanjang Jalan Sulaiman ini tidak mengantongi izin.

“Tidak ada izin. Tidak ada festival budaya hanya ada tenda dan menutup total jalan Sulaiman,” tutup Romelih.
(samsul arifin – www.harianindo.com)

x

Check Also

Anies Baswedan Berikan Tanggapan Terkait Mangkraknya Aset DKI di Pulomas

Anies Baswedan Berikan Tanggapan Terkait Mangkraknya Aset DKI di Pulomas

Jakarta – Ribuan aset milik pemerintah DKI Jakarta terbengkalai di Pusat Penyimpanan Barang Daerah di ...