Jakarta – Isu SARA diprediksi masih akan ada dalam Pilpres 2019 nanti. Karena sejatinya isu ini digunakan salah satu pihak untuk menjatuhkan pihak lain, baik secara konvesional maupun melalui media sosial.
Muhammad Qodari selaku Direktur Eksekutif Indo Barometer ungkapkan penilaiannya bahwa isu SARA sebenarnya bukanlah hal baru dalam ajang pemilihan umum. Pada 2014, isu sudah mulai muncul dan bahkan merebak sampai di Amerika Serikat.
Dalam sebuah acara diskusi di bilangan Menteng, dirinya menjelaskan bahwa “Isu identitas sudah muncul pada Pilpres Amerika terakhir,”
Dirinya juga mengungkapkan bahwa isu SARA akan menimbulkan dampak berbahaya dan bersifat jangka panjang. Masyarakat akan mudah terbelah karena politik SARA.
Sedangkan Priyo Budi Santoso selaku Wakil Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bidang Politik Dalam Negeri juga memiliki pengamatan senada. Maka dari itu dirinya mengungkapkan bahwa “Ini biasa ditandai dengan bangkitnya kelompok etnis dan mengental yang selama ini merasa terpinggirkan,”
Dampaknya, Priyo menambahkan, kini semakin banyak partai politik yang tidak segan-segan menonjolkan identitas keagamaan dengan menyebut diri mereka sebagai nasionalis religius. Masyarakat pun kini sudah terjadi pembelahan kubu yang lebih terlihat dibanding dengan beberapa waktu lalu.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)