Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan lebih berhati-hati dalam menentukan pendamping sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2019.

Jokowi Diimbau Tidak Gegabah Pilih Calon Wakil Presiden

Direktur Said Aqil Siroj Institute (SAS), Imdadun Rahmat mengatakan, setidaknya ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan Jokowi. “Tiga aspek itu yakni konsolidasi pemilih muslim, penguatan sektor ekonomi, serta stabilitas politik dan keamanan,” kata Imdadun, Selasa (13/3/2018).

Dari tiga aspek tersebut, sambungnya, ada beberapa nama yang dianggap tepat mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019. Salah satunya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siradj.

Alasannya, kata Imdadun, Said Aqil dinilai sebagai salah satu pemikir Islam moderat yang sangat berpengaruh di dunia. “Portofolio keberpihakannya pada kepentingan umat tercatat dengan baik oleh publik. Ini akan menyempurnakan posisi Jokowi pada Pilpres 2019. Pasangan ini dapat dianggap paling komplementer,” kata Imdadun.

Selain Kiai Said, ia juga menilai Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo pantas mendampingi Jokowi. Selain pebisnis handal, Hary Taone juga memiliki pengaruh dalam ruang politik.

“Visi dan misi kebangsaan Hary Tanoe juga seiring dengan revolusi mental Pak Jokowi,” ujar Imdadun.

Baca juga: KPK Tahan Hakim PN Tangerang Selama 20 Hari

Selanjutnya, sosok mantan Panglima TNI yang sekarang menjabat Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) TNI Moeldoko juga diyakini bisa menunjukan kepiawaiannya dalam menjaga stabilitas politik.

“SAS Institute menilai nama-nama ini adalah sosok yang layak untuk Pak Jokowi. Tentu penilaian kami berbasis kinerja dan popularitas. Di waktu yang sama, sosok-sosok itu memiliki akseptabilitas baik dalam persepsi publik,” pungkasnya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)