Surabaya – Puluhan warga di sekitar TPU Putat Gede, terutama warga Dukuh Kupang Selatan, Dukuh Pakis, Surabaya, berdatangan ke TPU untuk menolak pemakaman 7 jenazah pelaku bom bunuh diri di gereja di Surabaya, pada Minggu (13/5/2018) lalu.

Warga Tolak Pelaku Bom Gereja Dimakamkan di TPU Putat Gede

Menurut keterangan Kapolsek Sawahan Kompol Dwi Eko, liang lahat yang telah dipersiapkan ditutup kembali oleh warga.

“Tidak jadi dimakamkan. Belum jadi. Yang jelas belum dimakamkan hari ini. Liang lahat juga ditimbun lagi oleh warga,” kata Dwi, Kamis (17/5/2018).

Pada Kamis (17/5/2018) sore makin banyak warga yang berkumpul dengan membawa cangkul dan sekop, serta memblokade jalan masuk ke pemakaman.

“Warga tambah sore tambah banyak. Mereka datang bawa cangkul dan sekop dari rumah. Tentu kami tidak bisa menahan. Tugas kami hanya mengamankan. Perintah koordinasi lebih lanjut saya belum tahu,” tutur Dwi.

“Yang menolak itu warga. Jadi pihak kecamatan tidak berwenang. Alasannya korban dimakamkan sini, rumah sini, TKP juga di satu kecamatan Sawahan juga. Warga alasannya seperti itu. Terserah warga. Belum ada keputusan lebih lanjut,” lanjutnya.

Menurut salah satu petugas gali kubur setempat, warga menolak pelaku bom dimakamkan di sana karena salah satu warga Dukuh Kupang Selatan yang bernama Daniel, juga menjadi salah korban bom di GPPS Surabaya dan dimakamkan di TPU Putat Gede.

“Warga berjibun berdatangan lewat jalan masuk belakang. Paling banyak warga Dukuh Kupang Selatan. 50-an orang lebih. Mereka bawa pacul dan sekop. Tanpa perintah langsung nimbuni galian kubur. Jadi lubang sudah ditutup lagi tadi sekitar pukul 16.00 WIB,” ungkapnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)