Jakarta – Yusri Usman Selaku Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) ungkapkan pemrintaannya pada pemerintah untuk tidak ragu menghilangkan premium.
Saat ditemui hari Minggu lalu, dirinya berkata singkat bahwa “Tidak akan ada gejolak,”
Yusri memilai penilaian bahwa masyarakat sebenarnya sudah ‘terbiasa’ dengan kondisi harga BBM yang lebih tinggi. Dia mencontohkan, konsumen sama sekali tidak mengeluh ketika harus membeli BBM di tingkat eceran yang mahal.
“Jadi sebenarnya tidak masalah dengan penghapusan premium, masyarakat bisa menerima, asal dibarengi dengan edukasi,” ungkapnya.
Dia mengatakan penghapusan premium itu memang sangat mendesak. Sebab, kerugian akibat emisi karbon BBM jenis tersebut sudah sangat besar.
Di Jakarta pada 2016, biaya pengobatan penyakit karena pencemaran udara sudah mencapai Rp 51,2 triliun.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)