Harian IndoJakarta – Nama Habib Rizieq muncul dalam rekomendasi di Rakornas Persaudaraan Alumni 212 (PA 2012) yang sudah digelar pada tanggal 29 Mei 2018 kemarin. Kemunculan nama Habib Rizieq tentu saja memunculkan beragam spekulasi publik.
Pertemuan para tokoh politik dengan Rizieq Shihab di Arab Saudi
Pengamat Komunikasi Politik Ari Junaedi mengatakan bahwa dengan adanya rekomendasi tersebut bisa dimaknai bahwa PA 212 masih kurang yakin dengan sosok Prabowo Subianto.
“Bayangkan, Prabowo yang hingga saat ini memiliki elektabilitas tertinggi kedua setelah Jokowi dari berbagai survei yang kredibel, masih disandingkan dengan nominator lain seperti Tuan Guru Bajang, Yusril Ihza Mahendra, Habib Rizieq, serta Zulkifli Hasan,” ujar Ari seperti yang dilansir dari JPNN, Senin (04/06/2018).
Pengajar di Universitas Indonesia ini menjelaskan bahwa nama-nama yang direkomendasikan oleh PA 212 ini dinilai akan sulit untuk mempunyai kans untuk maju di Pilpres 2019 mendatang.
Baca juga : Ketua PA 212 Sebut Kasus Chat Habib Rizieq Dihentikan
Selain karena elektabilitas yang kecil, nama-nama yang diusulkan juga bukan tokoh sentral di partai politik, atau bukan berasal dari parpol besar yang mengantongi 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional hasil Pemilu 2014 lalu.
“Selain tidak ada dukungan suara partai atau gabungan partai yang cukup, juga kecilnya dukungan masyarakat,” jelasnya.
Meski begitu, Ari pun mengakui bahwa segala kemungkinan masih dapat terjadi dalam dunia politik. Namun, masing-masing parpol tentu mempunyai perhitungan yang matang dalam menentukan pasangan capres-cawapres yang akan diusung, dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada.
“Justru saya melihat, dengan dikeluarkannya banyak nama sebagai kandidat capres oleh rakornas PA 212 seolah menunjukkan kalau Prabowo di mata mereka juga dianggap tidak meyakinkan,” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)
