Jakarta – Kabar bohong alias hoax menyerang Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Kapolri Tito dikabarkan mendukung pemerintahan khilafah. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ustaz Bachtiar Nasir yang kemudian diunggah ke media sosial dan menjadi viral.

Tito Karnavian Disebut Bachtiar Nasir Dukung Khilafah, Polri Berikan Tanggapan

Tito Karnavian

Sebelumnya, mengaku sering berdiskusi tentang permasalahan bangsa dengan Ustaz Bachtiar Nasir. Dia menilai, Bachtiar sebagai sosok negarawan yang cerdas. Namun penilaian Tito kini telah berubah dan penilaian positifnya perlahan mulai luntur. Tepatnya, saat memberikan informasi yang salah beberapa waktu lalu.

“Ustaz Bachtiar di tengah-tengah masyarakat kelompok HTI menyampaikan Indonesia harus menerapkan sistem khilafah. Sistem Khilafah lah yang paling pas untuk negara Indonesia karena demokrasi liberal tidak benar. Demokrasi liberal menghancurkan negara ini. Dan saya sudah bertemu langsung oleh orang yang sangat berkompeten. Dan saya berdiskusi dengan orang yang berkompeten itu. Yaitu Kapolri. Profesor, Doktor Tito Karnavian. Dia mengatakan bahwa demokrasi ini sudah rusak. Oleh karena itu harus diganti sistem khilafah,” papar Tito menirukan suara Ustaz Bachtiar.

Baca juga : Polisi Bentuk Tim Kejar Pelaku Pelemparan Bom Molotov di Rumah Mardani Ali

Tito menyesalkan peristiwa tersebut. Perasaan sesal Tito juga dijelaskan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada pihak media. Setyo dengan tegas membela Kapolri Tito dan membenarkan bahwa apa yang diucapkan oleh Ustaz Bachtiar Nasir salah adanya.

“Intinya adalah beliau (Tito) merasa tidak pernah menyatakan itu, tapi dikatakan lain,” kata Setyo saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/07/2018).

Setyo menuturkan, apa yang disampaikan Bachtiar soal sistem pemerintahan khilafah tidak sesuai dengan pernyataan Tito. Menurut Setyo, Bachtiar Nasir salah memahami yang disampaikan Tito saat melakukan diskusi dengannya.

“Orang melintir itu gimana coba, silakan mereka nilai apa. Yang jelas Kapolri tidak nyaman yang menyatakan bahwa Kapolri mendukung khilafah, itu nggak pernah,” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)