Jakarta – Ibukota DKI Jakarta saat ini masih terus dibayangi oleh banjir tahunan. Hal tersebut lantaran lambatnya normalisasi Kali Ciliwung. Tahun ini diperkirakan sebanyak 129 kelurahan di Ibu Kota terancam terendam banjir.

Lambatnya Normalisasi Kali Ciliwung Membuat Jakarta Kembali Terancam Banjir

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah mengatakan 129 kelurahan itu berada di sepanjang kali yang belum dinormalisasi. Rinciannya, Kali Angke (enam kelurahan), Kali Pesanggrahan (21 kelurahan), Kali Krukut (12 kelurahan), dan Kali Ciliwung (28 kelurahan).

Di sisi lain, di Kanal Banjir Barat ada 10 kelurahan yang terancam, di Kali Ciliwung Lama ada sembilan kelurahan, Kali Sunter ada 23 kelurahan, Kali Cipinang ada 12 kelurahan, dan di Kali Cengkareng Drain ada delapan kelurahan.

“Salah satu penyebab masalah tersebut karena normalisasi tidak berjalan. Kali tidak mampu menampung banjir yang datang dari hulu. Jadinya, air melimpah,” kata Bambang saat dihubungi, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Oktober 2018.

Bambang mengungkapkan, data 129 kelurahan tersebut berdasarkan pada evaluasi kajian banjir bulan Februari 2018 silam. Karena sejak saat itu proyek normalisasi berhenti.

“Sejak 2018 tidak ada kegiatan normalisasi,” katanya.

Bambang menyampaikan, normalisasi baru terealisasi 16 kilometer dari 33 kilometer. Mandeknya proyek tersebut karena lambatnya pembebasan lahan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

“Karena tidak ada normalisasi tahun ini, maka dananya kami kembalikan ke kas negara,” ujarnya.

(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)