Home > Gaya Hidup > Kesehatan > Gaji Dokter Tak Sebesar Tukang Parkir, Ketua IDI Bangkalan Angkat Bicara

Gaji Dokter Tak Sebesar Tukang Parkir, Ketua IDI Bangkalan Angkat Bicara

Bangkalan – Menyikapi pernyataan Prabowo Subianto dalam pidato ‘Indonesia Menang’ di JCC Senayan, Jakarta, Senin (14/01/2019) malam WIB soal gaji dokter yang diperbandingkan dengan juru parkir, Ketua IDI Bangkalan, dr Farhat Suryaningrat spKK menyampaikan komentarnya.

Gaji Dokter Tak Sebesar Tukang Parkir, Ketua IDI Bangkalan Angkat Bicara

Diunggah di akun Facebook pribadinya, sosok yang kerap disapa Kiai Dokter dalam lingkungannya itu mengatakan bahwa penghasilan dokter sangat variatif. “Dokter bisa saja mempunyai penghasilan Rp 10 jutaan atau bahkan hanya Rp 600 ribu” tulis dr Farhat di akun sosial medianya.

Kendati demikian, alumni SMA Negeri 2 Surabaya itu menegaskan bahwa profesi dokter adalah sebuah dedikasi dan tak bisa diukur dengan besarnya gaji semata.

Berikut adalah tulisan dr Farhat Suryaningrat selengkapnya di akun Facebook pribadinya

Assalamualikum wr wb
Bismillahirrahmanirrahim

Sebagai pengurus IDI Cabang agaknya saya harus berkomentar sedikit tentang polemik gaji dokter

Dokter adalah sebuah profesi dengan proses yang panjang, dimulai dengan

1. Pendidikan sarjana kedokteran dengan lama pendidikan kurang lebih 4 tahun (jaman saya dulu) sekarang mungkin hanya sekitar 3,5 tahun
2. Pendidikan kedua adalah pendidikan profesi dengan waktu kurang lebih 2 tahun
3. Intrenship ini merupakan program yg berjalan sekitar 7-10 terakhir, dengan program ini para dokter mendapatkan insentif kurang lebih 3 jutaan, dan pemilihan tempat atau wahana intrenship ini kadang jauh dari lokasi tempat tinggal, instentif dengan nilai tersebut akan terasa berat bagi yg tempatbya jauh
4. Setelah lulus dengan STR, barulah dimulai dokter dihadapkan pada beberapa pilihan

– Menjadi dokter pratama di klinik swasta atau pemerintah atau menjadi dokter keluarga pilihan yg kadang sulit karena penghasilan akan ditentukan oleh jumlahnya kapitasi dan kebijakan pengelolaan dana JKN, dalam kasus ini dokter bisa saja mempunyai penghasilan Rp 10 jutaan atau bahkan hanya Rp 600 ribu, inilah yg menjadi masalah pengelolaan dana JKN tidak sama di masing2 daerah

– Pilihan kedua dokter bisa saja langsung sekolah dengan beberapa pilihan spesialis (bagi yang mampu finansial, akademik, ketabahan hati dkk)

– Pilihan ketiga dokter bisa saja bekerja di instansi swasta non klinik, seperi di perusahaan tambang, migas dll (gajinya dengan dollar)

Hanya mencoba menjelaskan penghasilan dokter sangan variatif, memang bisa saja kalah dengan tukang parkir, atau bisa setingkat menteri.

Tapi yg perlu di ingat, kita sudah menjadi dokter, sudah menjadi pilihan kita bekerja untuk masyarakat,nilai kita adalah dedikasi bukan hanya tentang gaji.

Salam

dr Farhat Surya Ningrat SpKK
Ketua IDI Bangkalan

(Edy – www.harianindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Heboh Remaja Konsumsi Air Rebusan Pembalut, Ini Kata Psikolog

Heboh Remaja Konsumsi Air Rebusan Pembalut, Ini Kata Psikolog

Jakarta – Fenomena tertangkapnya sejumlah remaja yang mengkonsumsi air rebusan pembalut bekas untuk mendapatkan efek ...


Warning: A non-numeric value encountered in /srv/users/serverpilot/apps/harianindo/public/wp-content/plugins/mashshare-sharebar/includes/template-functions.php on line 135