Jakarta – Belakangan ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tengah mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah penonton yang merupakan pendukung kedua paslon dalam debat kedua yang rencananya bakal digelar, Minggu (17/2/2019) mendatang. Pertimbangan yang dilakukan tersebut, karena pendukung kedua kubu dianggap terlalu ribut saat acara berlangsung.

KPU Mempertimbangkan Untuk Kurangi Jumlah Penonton Debat Pilpres 2019

“Pengurangan dimungkinkan tapi lebih pada pengaturan agar tamu undangan itu lebih tertib dalam menyaksikan debat. Karena kalau rakyat terganggu dalam menyimak debat maka salah satu tujuan debat tidak tercapai,” kata Komisioner KPU Wahyu Setiawan usai diskusi di D’Hotel, Jakarta, Minggu (20/1/2019).

Disamping itu, dalam debat kedua nantinya, KPU ingin memastikan visi dan misi dua paslon, Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi bisa disampaikan dengan baik dan tanpa gangguan apapun dari para pendukung.

Pasalnya, lanjut Wahyu, tujuan utama dari debat tersebut adalah membuat masyarakat memahami visi dan misi masing-masing paslon. Sehingga, ketika pemilu nanti berlangsung, masyarakat tak akan merasa bingung siapa yang akan dipilihnya.

“Debat ini jadi referensi penting masyarakat pemilih untuk menggunakan hak politiknya pada pemilu mendatang,” pungkasnya.

Diketahui, Peneliti Perludem Fadli Ramadhanil meminta KPU agar membatasi para pengunjung tersebut yang berasal dari masing-masing pendukung dua paslon.

“Soal begitu bisingnya ruang debat oleh pendukung paslon. Kita tahu ada sekitar 200 orang dari kedua paslon hadir di ruang debat. Kita tidak melihat urgensi itu. Justru kemudian begitu ributnya mengganggu fokus dan konsentrasi paslon,” kata Fadli.

“Makanya ke depan perlu dipikirkan keberadaan pendukung. Tidak perlu sampai sebesar itu. Sehingga fokus mereka melihat dari paslon saja. Kalau pun hadir sebaiknya tidak hadir dalam jumlah yang banyak,” lanjutnya.

Saat debat pertama digelar, masing-masing paslon diberikan kewenangan membawa 100 pendukung agar bisa berada di dalam ruangan debat.

(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)