Jakarta – Pemimpin Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) menilai puisi Neno Warisman yang mengutip doa Perang Badar merupakan sikap politik yang berlebihan.

Soal Puisi Doa Perang Badar Yang Dikutip Neno Warisman, Ini Komentar Gus Mus

Menurut Gus Mus, doa tersebut diucapkan Nabi Muhammad saat dalam keadaan terdesak dimana 300 orang pasukannya harus berhadapan dengan musuh yang memiliki kekuatan 1000 pasukan lebih. Hal itu berbeda dengan Pemilu di Indonesia.

“Pemilu itu lima tahunan dan hanya ada di Indonesia. Yang menyembah Allah itu tidak hanya di Indonesia, di Pakistan di India di Malaysia, di Saudi, di Mesir banyak yang menyembah Tuhan,” kata Gus Mus kepada wartawan, Rabu (6/3/2019).

Terkait apakah puisi yang dibacakan Neno Warisman itu termasuk karya sastra, ulama yang telah banyak menerbitkan buku puisi ini mempersilakan jika ada yang menilai itu merupakan karya sastra.

Sebelumnya, mantan Ketum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii) menilai puisi Neno Warisman adalah hal yang biadab karena membawa nama Tuhan ke ranah pemilu.
(samsularifin – www.harianindo.com)