Jakarta – Bagi para penggila bola, khususnya Liga Inggris, nama “Arsenal” jelas memberikan kesan tersendiri. Sebagai raksasa sepakbola Inggris, klub Arsenal FC memang menyimpan segudang prestasi. Dengan 13 kali menyandang gelar juara Piala FA, Arsenal pada 2017 sempat disebut sebagai tim tersukses di Inggris oleh BBC.

Namun jauh sebelum itu, rupanya Arsenal pernah pula mencicipi atmosfer pertandingan di Indonesia. Terhitung tidak hanya sekali saja Arsenal pernah bertandang ke Indonesia.

Lawatan tim berjuluk The Gunners pertama kali terjadi pada tahun 1983. Pada saat itu, Arsenal habis lesu setelah dipaksa puas hanya bertengger di posisi sepuluh klasemen akhir Divisi Satu Liga Inggris musim 1982/1983. Diharapkan, tur pra-musim di Asia tersebut menambah daya ledak para punggawa Meriam London tersebut.

“The Gunners datang dengan diperkuat kiper legendaris Pat Jennings, Alan Sunderland, dua pemain nasional Inggris, Kenny Sansom dan Graham Rix, serta si legenda hidup David O’Leary,” tulis Arief Natakusumah dalam Drama Itu Bernama Sepakbola.

Dalam tur tersebut, dijadwalkan Arsenal menghadapi tiga klub Galatama Indonesia. Pertandingan pertama, Arsenal melawan klub PSMS Medan dan berhasil unggul 3-0. Klub kedua yang menjadi lawan tanding Arsenal adalah PSSI Selection. Tak kuasa membendung gedoran tim asal London Utara tersebut, PSSI Selection turut ditekuk dengan skor 5-0.

Namun dalam pertandingan ketiga, Dewi Fortuna tak lagi memberkati Arsenal. Kota Surabaya menjadi saksi pertandingan antara Arsenal dengan NIAC Mitra. Di Stadion Gelora 10 November, Arsenal harus rela gawangnya dibobol oleh Fandi Ahmad dan Joko Malis. Pada 16 Juni 1983, sejarah mencatat bahwa NIAC Mitra mampu melakukan apa yang timnas tak mampu, mengalahkan Arsenal dengan skor 2-0.

“Hasil pertandingan ini membuat banyak orang beranggapan Niac Mitra jauh lebih kuat dibanding timnas PSSI. Laga ini juga bahkan dianggap jauh lebih hebat kala Persija menahan PSV (Eindhoven, klub asal Belanda) dengan Eric Gerets dan Ruud Gullit-nya 3-3 di Senayan,” tulis Dhahana Adi dalam Surabaya Punya Cerita: Volume 1.

Meskipun demikian, buah manis tetap dituai oleh Arsenal. Di musim 1983/1984 mereka berhasil naik peringkat di posisi enam. Sementara untuk timnas dan klub-klub lokal, mereka mendapat pengalaman baru merasakan langsung melawan klub Inggris. Terlebih NIAC Mitra, sudah menjadi Juara Galatama 1983, Arsenal pun diredam pula. (Elhas-www.harianindo.com)