Jakarta – Partai Gerindra mengaku tidak punya kecemasan ihwal kemungkinan kehilangan dukungan dari beberapa ormas Islam yang sebelumnya memberikan dukungan di Pilpres 2019, usai Prabowo Subianto dan Joko Widodo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, pagi tadi.

Sebelumnya, perwakilan Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar Ijtimak Ulama jilid IV untuk menentukan sikap politik, apakah menjadi oposisi atau tidak. PA 212 adalah satu di antara sejumlah massa islam yang mendukung Prabowo Subianto dan juga Partai Gerindra.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra Ahmad Riza Patria, menilai Ijtimak Ulama IV dilakukan bukan lagi dalam rangka mendukung capres, melainkan untuk kebaikan dan kepentingan rakyat.

“Tentu kalau ada ijtimak lagi, ijtimak itu kan bukan dalam rangka ke depan bukan dukung-mendukung pilpres, tentu ijtimak ke depan itu lain lagi, bisa saja ijtimak disepakati menyikapi perkembangan-perkembangan belakangan ini,” ujar Ahmad Riza.

“Mungkin juga akan memberi masukan kepada pemerintah; mengoreksi,” tambahnya.

Riza menyebut partainya tidak bisa mengintervensi dan memaksa ulama dalam menentukan sikap. Partai Gerindra, imbuhnya, akan menghormati dan menghargai apa pun keputusan yang dihasilkan oleh para ulama dari Ijtimak jilid IV.

Ulama punya sikap, pendapat, pendirian sendiri,” ucap dia.

Riza yakin keputusan yang dihasilkan oleh para ulama nantinya akan mengakomodir kepentingan rakyat. Karenanya, Partai Gerindra, menurut dia, tidak khawatir akan kemungkinan kehilangan dukungan.

“Pasti sikap yang baik, bijak untuk kepentingan banyak orang, negara, rakyat dan umat, kita akan hormati dan hargai,” tukas dia.

Di sisi lain, Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai dukungan kelompok Islam kepada Prabowo Subianto tidak akan dicabut meski ada rekonsiliasi.

“Saya kira sejauh ini tidak, kelompok Islam masih mendukung (Prabowo). Kalau saya membaca mereka tetap mendukung Prabowo,” ujar Adi Prayitno. (Edy – www.harianindo.com)