Jakarta- Relawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melayangakn tuntutan pertanggungjawaban Prabowo terkait aksi 21-23 Mei lalu. Mereka tergabung dalam Jaringan Pemuda Penyelamat Konstituen Prabowo-Sandi.

Para pendukung ini menuntut Prabowo untuk bertanggung jawab atas meninggalnya sembilan pemuda dan sejumlah orang yang diduga masih hilang dalam aksi yang berujung kericuhan tersebut.

“Prabowo harus bertanggung jawab atas sembilan orang yang telah meninggal dunia di aksi 21-23 Mei 2019 dan masih banyak lagi yang masih hilang hingga saat ini,” tulis Jaringan Pemuda Penyelamat Konstituen Prabowo-Sandi dalam salah satu poin tuntutannya, Senin (15/07).

Rencananya, para pendukung yang mayoritas terdiri dari mahasiswa akan melakukan aksi demonstrasi di kediaman Prabowo yang berlokasi di Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun aksi yang sekiranya digelar hari ini ditunda hingga tiga hari ke depan karena pihaknya belum mengantongi izin dari kepolisian.

“Harusnya memang hari ini, kami tunda hingga tiga hari ke depan untuk meminta izin ke pihak kepolisian,” kata Ketua Koordinator Jaringan Pemuda Penyelamat Konstituen Prabowo-Sandi, Fhais melalui telepon.

Meski tidak dilakukan secara langsung di halaman rumah Prabowo, Fhais berharap tuntutannya diketahui Prabowo secepatnya. Menurutnya, para pendukung Prabowo merasa kecewa dengan sikap dan langkah yang diambil pimpinan Partai Gerindra itu terkait pertemuannya dengan Joko Widodo pada Sabtu (12/07) lalu.

Dia berharap Prabowo menemui pendukungnya dan meminta maaf secara langsung atas pertemuan yang ditudingnya sebagai ‘pengkhianatan’ itu. Dia juga berharap Prabowo menyatakan secara resmi permintaan maaf bukan melalui media sosial atau juru bicara.

Terkait kerusuhan 21-22 Mei, Polri telah menjelaskan laporan investigasinya. Hasilnya menunjukkan sejumlah oknum partai politik terlibat dalam kerusuhan itu. Namun, Polri tidak menyebutkan nama partai politik dan identitas oknum tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengklaim bahwa polisi sudah menyelidiki penyebab dan pemicu kerusuhan yang terjadi selama 21-22 Mei. Dari hasil investigasi itu, ada delapan kelompok yang mereka duga sebagai pelaku kerusuhan.

“Ada delapan kelompok, itu masih akan terus didalami oleh penyidik,” kata Dedi di kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jumat (07/05). (Hari-www.harianindo.com)