Jakarta- Petisi “Kembalikan Audisi PB Djarum” mulai digemakan di media sosial. Tuduhan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dianggap tidak beralasan dan berdasar.

Akhirnya PB Djarum menghentikan audisi yang sudah dihelat sejak 2006. Keputusan ini diambil lantaran event tersebut dinilai telah mengeksploitasi anak oleh KPAI dan Lentera Anak.

KPAI beranggapan bahwa PB Djarum telah melakukan eksploitasi terhadap anak lewat audisi bulu tangkis demi promosi merek dagang salah satu produsen rokok ternama di Indonesia.

Reaksi bermacam-macam datang dari kalangan pencinta bulutangkis Indonesia. Salah satunya penolakan kritik KPAI lewat petisi yang digalang di Change.org.

Tercatat ada 10.581 orang yang turut menandatangani petisi ini. Diketahui, audisi PB Djarum telah berhasil melahirkan sejumlah atlet bulutangkis dunia seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo.

“Padahal dari tahun ke tahun PB Djarum selalu menghasilkan atlet-atlet bulutangkis ternama sebut saja Tontowi Ahmad dan Kevin Sanjaya yang sering kali membawa harum nama Indonesia di pentas bulutangkis internasional,” bunyi petisi yang pertama kali dimulai Davin Arkana.

“Dengan penutupan ini secara tidak langsung KPAI menutup kemungkinan lahirnya atlet-atlet bagus dan berkualitas, dan ini akan berdampak sangat besar bagi kemajuan bulutangkis di Indonesia.”

Petisi tersebut digunakan untuk melontarkan kritik terhadap kinerja KPAI yang dinilai melakukan pembiaran terhadap tayangan sinetron yang tak pantas ditiru anak-anak.

“Jika KPAI menuding PB Djarum melakukan eksploitasi anak, bagaimana dengan sinetron-sinetron di televisi yang menayangkan adegan-adegan tidak pantas untuk ditiru oleh anak-anak di bawah umur.”

“Saya rasa ini ada korelasi antara sinetron anak dan badminton. Biarlah anak-anak menyalurkan bakat-bakat mereka agar kelak suatu hari nanti mereka bisa mengibarkan merah putih di puncak tertinggi,” demikian bunyi petisi berjudul “Kembalikan Audisi PB Djarum”. (Hr-www.harianindo.com)