Nassau – Badai Dorian yang menerjang kawasan kepulauan Karibia sejak 24 Agustus 2019 lalu itu menyebabkan Bahama hancur lebur. Sebanyak kurang lebih 2.500 orang dinyatakan hilang akibat bencana tersebut. Menurut keterangan dari pihak berwenang pada Rabu (11/09/2019), jumlah tersebut bisa saja termasuk para pengungsi.

Dalam pernyataannya terkait bencana yang melanda negaranya tersebut, Perdana Menteri Bahama Hubert Minnis mengatakan bahwa korban tewas akibat Badai Dorian masih sebanyak 50 orang. Akan tetapi, Minnis tak menutup kemungkinan bahwa angka tersebut akan bertambah lantaran masih banyak korban yang dinyatakan hilang.

“Jumlah kematian diperkirakan akan meningkat secara signifikan,” kata Minnis.

Lebih lanjut, Minnis mengatakan bahwa pihaknya akan membeberkan informasi terkait korban jiwa pada waktu yang tepat.

Dalam kesempatan terpisah, seorang pejabat tata kelola darurat menyatakan bahwa deretan nama-nama orang yang dinyatakan hilang akibat badai tersebut masih belum dicocokkan dengan catatan orang-orang yang berada di pengungsian.

Muncul sejak pertengahan Agustus lalu, Badai Dorian mulai menghantam Bahama pada 1 September 2019. Diketahui bahwa badai tersebut tergolong sebagai topan Atlantik terkuat dengan kecepatan angin yang menghempas daratan Karibia sekitar 298 kilometer per jam. (Elhas-www.harianindo.com)