Sringfield – Selama tiga bulan terakhir, Riley Horner, seorang gadis asal Illinois, bangun setiap pagi dengan berpikir bahwa setiap saat adalah tanggal 11 Juni.

Yang memperburuk kondisinya adalah ingatan Riley berubah ke awal setiap 2 jam, membuatnya dirinya senantiasa lupa dengan apa yang ia kerjakan dan dengan siapa ia bertemu.

Masalah muncul ketika kepala Riley tidak sengaja ditendang oleh remaja lain dalam kegiatan menari yang diselenggarakan di FFA State Convention.

Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit. Tapi, saat itu dokter hanya menyatakan dia mengalami kebingungan dan dia diizinkan pulang sambil mengenakan kruk.
Dilansir Oddity Central Jumat (13/09/2019), dari hasil tes tidak didapati adanya pendarahan di otak, tumor, maupun gangguan lain.

Namun, keluarganya segera merasa ada sesuatu yang salah. Mereka merasa otak Riley terjebak di masa lalu dan menolak membuat ingatan baru.

Namun terlepas dari ingatannya yang selalu berubah ke kondisi awal setiap 2 jam, dalam tiga bulan terakhir ia sering meangalami kejang. Kepada media setempat WQAD, gadis tersebut mengungkapkan sangat takut.

“Saya takut jika saya tidak akan mengingat wawancara ini jika waktunya tiba,” katanya.

Dia mengakui mempunyai kelander di kamarnya. Setiap kali bangun, dia merasa kaget lantaran mengetahui sudah memasuki bulan September.

Dia berusaha untuk mengingatapa yang terjadi, namun tidak bisa. Gejala yang dialami Riley bahkan membingungkan para dokter.

Awalnya, mereka menjelaskan kepada ibu Riley bahwa dia bakal sembuh seiring waktu.

Namun dengan kondisinya yang tak berubah dalam tiga bulan, dokter kemudian menuturkan ada kemungkinan kondisi yang dialami Riley bakal berlangsung selamanya.

Remaja itu merasa kesulitan dengan kondisinya seperti itu. Karena itu setiap sekolah, maka dia bakal selalu membawa catatan untuk membantunya.

Jadi ketika ingatannya tiba-tiba diatur ulang dua jam kemudian, dia bisa setidaknya menemukan loker atau hal yang dia butuhkan.

Hampir setiap pengalaman yang Riley alami sejak Juni seolah menghilang dari otaknya. Dia bahkan tidak ingat jika pamannya meninggal pekan lalu.

“Saudara saya meninggal dan dia sama sekali tidak ingat. Jadi kami harus selalu memberitahunya setiap hari,” jelas ibu Riley, Sarah.

Dengan putus asa, Sarah mengungkapkan bahwa putrinya itu bercita-cita ingin bekerja di bidang medis. “Kini dengan kondisinya, belum tentu ada pekerjaan yang menghampiri,” keluhnya.

Kini selain membawa catatan, Riley juga sering mengunggah fotonya di mana pun dia berada supaya dirinya tahu kegiatan apa yang dia lakukan. (Hr-www.harianindo.com)