Jakarta – Kabar kenaikan cukai rokok turut menjadi perhatian dari budayawan Sujiwo Tejo.

Melalui akun Twitter-nya, Sujiwo Tejo melontarkan komentar terkait dengan pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

Ia menyoroti salah satu alasan dinaikkannya cukai rokok yang dilontarkan Sri Mulyani, yakni untuk mengurangi jumlah perokok.

Secara tidak langsung, Sujiwo Tejo berpendapat bahwa jumlah perokok merupakan tanggung jawab dari Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Dirinya lantas menuding Sri Mulyani seakan bertindak sebagai juru bicara dari Nila Moeloek.

“Oooo… Berarti naiknya cukai rokok ini sejatinya kebijakan menteri kesehatan to, dengan juru bicara menkeu…” cuit @sudjiwotedjo, Minggu (15/09/2019).

Sebelumnya, pemerintah telah menyetujui untuk menaikkan cukai rokok pada 2020 sebesar 23 persen dan harga jual rokok eceran sebesar 35 persen.

Pernyataan tersebut dinyatakan oleh Sri Mulyani seusai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/09/2019).

Sri Mulyani menyatakan bahwa keputusan kenaikan cukai dan harga rokok eceran telah menggunakan berbagai pertimbangan dan atas dasar tiga aspek tujuan kebijakan cukai, yakni mengurangi konsumsi, mengatur industrinya, dan penerimaan negara.

“Memang ada tren yang perlu untuk menjadi perhatian kita. Pertama jumlah prevalensi mereka yang mengisap rokok, meningkat. Baik dari sisi perempuan terutama, dan anak-anak dan remaja naik dari 7 persen menjadi 9 persen. Perempuan naik dari hanya 2,5 persen menjadi 4,8 persen. Oleh karena itu kita perlu perhatikan bagaimana menggunakan cukai ini dalam rangka untuk mengurangi tren kenaikan rokok tersebut,” jelasnya. (Hr-www.harianindo.com)