Jakarta – Kholifah, salah seorang guru PAUD bercerita tentang suka duka menjadi guru PAUD di TK Kemala Bhayangkari, Jatinegara, Jakarta Timur.

“Keluhannya, suka banyak tugas. Harus buat laporan misalnya buat puskesmas, laporan kegiatan anak. Sedangkan kami persiapan buat besok juga repot. Sambil monitor anak-anak,” ujar Kholifah Rabu (27/11/2019).

Kholifah mengklaim bahwa dirinya senang menjalani profesinya. Di kelas, Kholifah biasanya mengajar 10-15 anak didik. Usianya pun beragam, dari empat hingga enam tahun.

“Saya senang sama anak-anak, karena anak-anak itu unik. Mereka enggak punya dendam. Kalau dimarahin, hari itu juga sudah lupa lagi, langsung meluk bu guru,” ujar perempuan berjilbab itu.

Kholifah bersama guru PAUD lainnya mempelajari alat-alat peraga untuk membantu proses belajar di kelas. Mereka juga mempelajari kekurangan guru-guru di daerah.

“Sebagai pembina kami cuma mikir masih untung ada yang mau mengajar di pedesaan. kita enggak bisa maksa, ini tidak boleh, itu tidak boleh. Nanti siapa yang mau mengajar di sini,” ujarnya saat ditemui di tempat yang sama.

Di sisi lain, Narim mengatakan bahwa, kebanyakan murid di Setu memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah.

“Anak murid [di satu kelas] bisa cuma 10 sampai 15 orang. Satu anak bayaran sekolah Rp50 ribu per bulan. Kadang ada yang dibawah itu. Semampunya orang tua lah,” kata Narim. (NRY-www.harianindo.com)