Krisis Ukraina: Obama Peringatkan Rusia untuk Tidak Campur TanganWashington – Krisis Ukraina seakan belum menemui titik terang. Satu isu lagi yang sedang beredar baru-baru mengatakan bahwa telah terjadi pergerakan militer Rusia yang terkait dengan krisi tersebut. Pejabat presiden (presiden sementara) Ukraina telah menuduh bahwa pergerakan militer Rusai di sekitar wilayah Crimea, negara kecil di dekat Ukraina, merupakan tindakan yang memprovokasi Ukraina. Terkait hal tersebut, presiden Amerika Serikat, Barack Obama, angkat bicara.

Seperti dilansir dari BBC (Sabtu, 1/3/2014), Obama mengatakan dari Gedung Putih, bahwa segala macam langkah yang melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina merupakan langkah yang ber-efek destabilisasi dan memperkeruh keadaan, dan tentu hal ini bukanlah tujuan dari Ukraina, Rusia, dan Eropa. Obama juga mengatakan bahwa campur tangan pihak luar hanya akan mengganggu proses penyelesaian masalah yang seharusnya diselesaikan oleh masyarakat Ukraina sendiri.

Obama juga menyinggung bahwa jika sampai terjadi, maka hal tersebut juga akan melanggar komitmen Rusia sendiri untuk menghormati kemerdekaan, kemandirian, dan kedaulatan Ukraina, dan lebih jauh, melanggar hukum internasional. Obama menambahkan bahwa masalah ini tentu juga akan memicu reaksi negatif dari dunia internasional. Dan terkait hal ini, pihak AS bersama komunitas internasional menegaskan bahwa akan ada harga yang harus dibayar bila sampai terjadi intervensi militer di Ukraina.

Presiden Obama tidak mengatakan apa-apa tentang kemungkinan respon AS terkait hal ini. Namun beberapa pakar mengatakan bahwa langkah yang mungkin dilakukan adalah berupa pemberian sanksi-sanki tekanan ekonomi seperti embargo dan sejenisnya.

Sebuah pernyataan yang sebenarnya aneh. Karena keluar dari negara yang telah ikut campur, secara militer, dalam konflik di negara-negara Arab. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)