Windows Phone Ungguli Blackberry di Pasar Amerika SerikatWashington – Baru-baru ini dikabarkan pangsa pasar Windows Phone di Amerika Serikat telah mengungguli Blackberry. Seperti dilansir dari Digital Trends (Sabtu, 8/3/2014), fakta yang dirilis oleh perusahaan analis pasar, ComScore, mengatakan bahwa market share Windows Phone di wilayah AS saat ini mencapai 3,2% sementara Blackberry berada tipis di belakangnya dengan 3,1%.

Menilik lebih dalam pada angka-angka tersebut, maka berita yang kurang baik untuk Microsoft pun terkuak. Market share 3,2% tadi tidak berubah sejak Oktober tahun lalu, sehingga dapat disimpulkan bahwa Windows Phone sama sekali tidak berjalan mendekat menuju level dimana iOS dan Android berada. Sementara itu, angka Blackberry menurun dari 3,6%. Pengamat beranggapan bahwa penurunan ini disebabkan karena ulah iPhone, yang menjadi semakin populer di pasar AS.

Android tetap menjadi operating system yang paling dicari bila seseorang ingin membeli smartphone di pasar AS, kurang lebih sama dengan yang terjadi di Indonesia. Pangsa pasar smartphone ber-OS Android mencapai 51,7%, menurun 0,5% sejak Oktober tahun lalu. Gadget yang menjalankan iOS berada di tempat kedua dengan perolehan 41,6%, naik 1% dari oktober tahun lalu. Pasar memang semakin berkembang dari waktu ke waktu, sehingga sebenarnya, Microsoft telah menjual lebih banyak produknya sejak Oktober lalu, namun demikian kenyataannya persentase pangsa pasar tadi tidak berubah.

Data lain yang dikemukakan oleh ComScore adalah, Facebook menjadi aplikasi mobile yang paling banyak dipakai, mencapai 77,6% smartphone baik Android maupun iOS menjalankan aplikasi ini. Google Play menjadi aplikasi terpopuler kedua dengan 52,4%, dan YouTube menjadi yang ketiga dengan 49,7%. Google dan Facebook menjadi website yang paling banyak diakses lewat smartphone-smartphone di wilayah AS.

Adapun kesuraman Blackberry masih berlanjut. CEO dari Blackberry, John Chen, mengatakan bahwa dirinya memperkirakan kesempatan bertahannya Blackberry hanya 50/50. Dia menambahkan bahwa perusahaan ini diprediksikan akan bisa kembali “profitable” pada Maret 2016. (Rani Soraya – www.harianindo.com)